12 PENGAKUAN IMAN RASULI
1) Aku percaya kepada Allah, Bapa Yang Mahakuasa,
khalik langit dan bumi.
2) Dan
kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan kita.
3) Yang
dikandung dari pada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
4) Yang
menderita sengsara dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan
dikuburkan, turun ke dalam neraka / kerajaan maut.
5) Pada
hari yang ke tiga, bangkit pula dari antara orang mati.
6) Naik
ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa Yang Mahakuasa.
7) Dan
dari sana Ia akan datang, untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
8) Aku
percaya kepada Roh Kudus.
9) Gereja
yang kudus dan Am, persekutuan orang kudus.
10) Pengampunan
dosa.
11) Kebangkitan
daging / orang mati .
12) Dan
hidup yang kekal.
A M I N .
Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang 12
Pengakuan Iman Rasuli ini:
1) Bentuk
yang sekarang ini baru muncul pada sekitar abad ke 6 atau ke 7 Masehi.
Karena itu jelas bahwa 12 Pengakuan Iman
Rasuli ini tidak mutlak harus digunakan dalam kebaktian. Ini saya tekankan
karena ada Pendeta yang mengatakan bahwa kalau suatu gereja tidak menggunakan
12 Pengakuan Iman Rasuli ini, maka itu adalah gereja sesat! Ini adalah suatu
pernyataan yang sangat tidak bertanggung jawab karena:
a) Kalau
demikian, semua gereja sebelum abad ke 6-7 Masehi, dimana 12 Pengakuan Iman
Rasuli itu belum ada, adalah gereja sesat.
b) Tidak
ada dasar Kitab Suci sedikitpun yang mengharuskan suatu gereja menggunakan 12
Pengakuan Iman Rasuli dalam kebaktian.
2) 12
Pengakuan Iman Rasuli ini tidak disusun oleh para rasul sendiri, tetapi isinya
sesuai dengan pengajaran para rasul. Sekalipun demikian,12 Pengakuan Iman
Rasuli ini tidak boleh disejajarkan / dianggap setingkat dengan Kitab Suci /
Firman Tuhan!
3) 12
Pengakuan Iman Rasuli ini merupakan ringkasan dari doktrin-doktrin yang penting
dalam kekristenan, dan berfungsi untuk menjaga kita dari kesesatan.
Sekarang mari kita membahas 12 Pengakuan Iman Rasuli
ini pasal demi pasal.
I) Aku percaya
kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, khalik langit dan bumi.
1) ‘Aku
percaya’.
Di sini dikatakan ‘Aku percaya’,
bukan ‘kami percaya’, karena iman adalah sesuatu yang bersifat pribadi
(bdk. Mark 8:27-30). Kita tidak bisa diselamatkan karena kepercayaan /
iman orang lain.
Dalam suatu pertandingan yang bersifat
team (seperti sepak bola, volley, basket, dsb), ada kemungkinan kita bisa
menang sekalipun kita tidak bisa bermain dengan baik, yaitu kalau orang-orang
dalam team kita adalah pemain-pemain yang baik. Tetapi dalam persoalan
keselamatan, kita tidak bisa selamat sekalipun kita punya keluarga yang imannya
hebat. Kita sendiri harus beriman, barulah kita selamat. Hati-hati dengan
ungkapan bahasa Jawa yang sering kita dengar, yang berbunyi: “Swargo nunut
neraka katut”. Ini adalah ungkapan omong kosong! Hati-hati juga dengan
Kis 16:31 yang berbunyi “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Ayat ini sama sekali tidak
berarti bahwa:
·
kalau seseorang percaya maka imannya akan menyelamatkan dirinya dan seisi
rumahnya (seisi rumahnya ‘nunut’).
·
kalau seseorang percaya maka seluruh keluarganya juga akan bertobat.
Dalam Kitab Suci kita sering melihat
adanya keluarga yang tidak semua anggotanya diselamatkan, misalnya:
*
dalam keluarga Abraham, Hagar dan Ismael jelas tidak selamat.
*
dalam keluarga Lot, istri Lot jelas tidak selamat (Kej 19:26).
*
Yonatan (anak raja Saul) jelas adalah orang percaya, tetapi raja Saul
sendiri jelas tidak bertobat dan tidak selamat.
Kis 16:31 ini artinya: engkau harus
percaya kepada Yesus Kristus, dan engkau akan selamat; seisi rumahmu juga harus
percaya kepada Yesus Kristus, dan mereka akan selamat.
Renungkan: sudahkah saudara percaya
kepada Kristus?
2) ‘percaya’.
12 Pengakuan Iman Rasuli ini memang
menekankan iman / kepercayaan. Ini memang merupakan inti dari kekristenan.
Kita selamat karena iman!
3) ‘Allah’.
Kita percaya kepada Allah Tritunggal,
yaitu:
·
Allah Bapa (pasal 1).
·
Allah Anak / Yesus (pasal 2).
·
Allah Roh Kudus (pasal 8).
Mengapa kita percaya kepada Allah Tritunggal?
a) Karena
dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah, seperti
Ul 6:4 - “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu
esa!”.
b) Dalam
Kitab Suci ada ayat-ayat yang menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah,
seperti:
¨
Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah (Yoh 1:1), Roh Kudus juga adalah
Allah (Kis 5:3-4).
¨
Allah menyebut dirinya sendiri dengan istilah ‘Kita’, yang merupakan kata
ganti orang bentuk jamak (Kej 1:26).
Dengan adanya hal-hal ini, maka kita
tidak bisa percaya bahwa Allah itu tunggal secara mutlak, tetapi kita juga
tidak percaya kepada 3 Allah. Kita percaya kepada Allah Tritunggal, dimana
hakekatnya hanya satu, tetapi pribadinya ada tiga. Kalau saudara menolak
doktrin Allah Tritunggal, maka 2 hal di atas akan menjadi suatu kontradiksi
yang tidak bisa diharmoniskan.
Catatan: di sini saya hanya memberi sedikit
saja tentang dasar-dasar dari doktrin Allah Tritunggal ini, karena ini hanya
merupakan pelajaran dasar. Kalau saudara mau tahu lebih banyak, saudara bisa
membaca buku saya yang berjudul ‘Bagaimana
menaklukkan Saksi Yehovah?’ atau ‘Theology
/ Doktrin Allah’, dimana saya menjelaskan doktrin Allah Tritunggal
secara panjang lebar.
4) ‘Bapa’.
Kita berhak menyebut Allah sebagai Bapa,
karena kita percaya kepada Yesus Kristus (Yoh 1:12).
5) ‘Yang
Mahakuasa’.
Ini menunjukkan kuasa Allah yang tidak
terbatas, sehingga tidak ada yang mustahil bagi Allah (Luk 1:37). Karena itu
jangan menolak adanya mujijat, seperti yang banyak dilakukan oleh orang kristen
yang liberal dan orang kafir yang bersandar kepada otak / logikanya.
Tetapi Kitab Suci menyebutkan beberapa
hal yang tidak bisa dilakukan oleh Allah:
·
menyangkal diriNya sendiri (2Tim 2:13).
·
berdusta (Tit 1:2 Ibr 6:18).
·
berubah (Maz 102:26-28 Mal 3:6 Yak 1:17).
Ketidakbisaan Allah melakukan hal-hal
ini tidak berarti bahwa Allah itu tidak Mahakuasa! Sebaliknya itu menunjukkan
kesempurnaan Allah!
6) ‘Khalik
langit dan bumi’.
Allah adalah Pencipta seluruh langit dan
bumi (Kej 1:1-dst Neh 9:6 Maz 102:26
Kis 14:15b Kis 17:24a). Yang
dimaksud dengan ‘langit dan bumi’ adalah seluruh alam semesta (langit, bumi dan
segala isinya).
Untuk bisa mengetahui hebatnya dan
besarnya alam semesta yang Allah ciptakan, mari kita melihat:
a) Ukuran
dari benda-benda langit yang diciptakan oleh Allah itu.
·
bumi mempunyai garis tengah ± 8.000 mil (± 12.800 km).
·
matahari mempunyai garis tengah ± 860.000 mil (± 1.376.000 km).
·
ada bintang yang bernama Antares yang mempunyai garis tengah ± 150 juta mil (± 240 juta km).
·
ada bintang yang bernama IRS 5 yang mempunyai garis tengah ± 9,375 milyar mil (± 15 milyar km).
Jadi perbandingan garis tengah bumi,
matahari, Antares dan IRS 5 adalah: 1 : 108 : 18.750 : 1.171.875.
Dengan kata lain, kalau kita mau
menggambarkan bumi sebagai bola kecil dengan diameter 1 mm, maka kita harus
menggambarkan matahari sebagai bola dengan diamater 10,8 cm, Antares sebagai
bola dengan diameter 18,75 meter, dan IRS 5 sebagai bola dengan diameter hampir
1,2 km!
Kalau matahari dalamnya dikosongkan,
maka matahari bisa menampung sekitar 1,3 juta buah bumi! Kalau Antares
dikosongkan, ia bisa menampung sekitar 5,26 juta buah matahari. Kalau IRS 5
dikosongkan, ia bisa menampung sekitar 244.000 Antares!
b) Memperkirakan
besarnya / luasnya alam semesta.
·
besarnya / luasnya tatasurya kita.
Tatasurya kita terdiri dari 1 matahari
dengan 9 buah planet.
Jarak rata-rata Bumi - Bulan sekitar
384.400 km, atau ± 1,3 detik cahaya
(jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam 1,3 detik; cahaya mempunyai kecepatan
300.000 km / detik).
Jarak rata-rata Bumi - Matahari sekitar
150 juta km, atau ± 500 detik cahaya
(jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam 500 detik).
Jarak rata-rata Pluto (planet ke 9, yang
terjauh dari Matahari) - Matahari adalah 5,9 milyar km, atau sekitar hampir 5,5
jam cahaya. Kalau bumi hanya membutuhkan waktu 1 tahun untuk mengitari matahari
1 kali, maka Pluto membutuhkan waktu 284 tahun!
·
besarnya galaxy kita.
Dalam galaxy kita ada 200 milyar
bintang. Bintang yang terdekat adalah Alpha Centauri yang berjarak 4-4,5 tahun
cahaya (Catatan: 1 tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya
dalam waktu 1 tahun = 365 x 24 x 60 x 60 x 300.000 km = 9,46 1012
km).
Galaxy berbentuk seperti cakram, yang
mempunyai diameter 100.000 tahun cahaya, dengan ketebalan pada pusatnya 20.000
tahun cahaya. Volume galaxy sekitar 1 milyar kali lebih besar dari volume tata
surya.
·
besarnya alam semesta.
Dalam tahun 1999, diketahui sedikitnya
ada 125 milyar galaxy dalam alam semesta, dan jaraknya satu sama lain ada yang
mencapai jutaan tahun cahaya. Ini hanya yang bisa dilihat oleh manusia dengan
teleskop tercanggih manusia, yang bisa menyelidiki sampai jarak sedikitnya 5
milyar tahun cahaya. Lebih dari itu manusia tidak bisa melihat.
Catatan: sumber data-data di atas ini
adalah:
¨
Encyclopedia Americana.
¨
Halley’s Bible Handbook.
¨
Kenneth N. Taylor, ‘Creation and Evolution’.
Setelah saudara melihat / merasakan
besarnya alam semesta, maka ketahuilah bahwa semua itu diciptakan oleh Allah
hanya dengan firman-Nya.
Ibr 11:3 - “Karena iman kita
mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa
yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat”.
Maz 148:5b - “Dia memberi perintah,
maka semuanya tercipta”.
Ini semua menunjukkan kemahakuasaan
Allah, dan karena itu tidak ada yang mustahil bagi Dia!
Yer 32:17 - “kataku: ‘Ah, Tuhan
ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan
kekuatanMu yang besar dan dengan lenganMu yang terentang. Tiada suatu apapun
yang mustahil untukMu’”.
Penerapan:
Kalau saudara mempunyai persoalan,
betapapun banyaknya dan beratnya persoalan itu, percayalah bahwa Allah bisa
membereskannya, dan bawalah persoalan itu kepada Allah dalam doa!
II) Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan kita.
1) ‘Dan
kepada Yesus Kristus’.
Tidak cukup hanya percaya kepada Allah
(Bapa)! Kita juga harus percaya kepada Yesus (Yoh 14:1 1Yoh 2:23).
Nama ‘Yesus’ berarti ‘Juruselamat dosa’
(Mat 1:21); sedangkan istilah ‘Kristus’ (dari bahasa Yunani) sama dengan
‘Mesias’ (dari bahasa Ibrani), artinya adalah ‘yang diurapi’. Jadi, Yesus
Kristus adalah orang yang dipilih / diurapi Allah untuk menjadi Juruselamat
dosa.
2) ‘AnakNya
yang tunggal’.
Kita yang percaya kepada Yesus, juga
disebut ‘anak Allah’ (Yoh 1:12), tetapi bagaimanapun hubungan Yesus dengan
BapaNya tidak sama dengan hubungan kita dengan Bapa. Karena itu dalam
Yoh 20:17 Yesus berkata ‘BapaKu dan Bapamu’, bukan ‘Bapa kita’.
3) ‘Tuhan
kita’.
Kalau kita percaya dan menerima Yesus
sebagai Juruselamat kita, kita juga harus menerimaNya sebagai Tuhan (penguasa,
pemilik, pemimpin) dalam hidup kita. Itu berarti:
·
kita selalu memuliakan Dia (1Kor 10:31).
·
kita mengutamakan Dia di atas segala-galanya (Mat 10:37).
·
kita mentaati segala perintahNya (Luk 6:46).
·
kita adalah hambaNya. Jadi, kita harus melayani Dia.
III) Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
1) Perlu
saudara perhatikan bahwa sebetulnya yang menjadi pusat perhatian pasal ini
adalah Yesusnya, bukan Marianya! Dan memang kekristenan yang benar harus
menekankan Yesus, bukan Maria!
2) Yesus
dikandung dan dilahirkan oleh Maria.
a) Perawan
Maria mengandung dari Roh Kudus (ini suatu mujijat) dan melahirkan Yesus
(Mat 1:18-25 Luk 1:26-35).
Jadi, Yesus tidak mempunyai bapa jasmani (Mat 13:54-56 Luk 3:23
Yoh 6:42 hanya menurut anggapan orang).
b) Maria
mengandung pada saat sedang dalam masa pertunangan.
Adat Yahudi tentang pertunangan /
pernikahan. Ada 3 tingkatan:
·
Pertunangan I (engagement).
Ini terjadi waktu kecil, dimana kedua
orang itu tidak saling kenal, dan mereka dipertunangkan oleh orang tua mereka.
Hubungan ini bisa dibatalkan tanpa persoalan yang berarti.
·
Pertunangan II (bethrotal).
Ini hanya berlangsung 1 tahun. Pada masa
itu mereka sudah disebut ‘suami istri’, tetapi mereka tidak boleh melakukan
hubungan sex. Pemutusan hubungan pada masa ini, dianggap sama dengan
perceraian. Dan kalau yang laki-laki mati pada masa ini, maka yang perempuan
disebut ‘janda yang perawan’.
·
Pernikahan.
Waktu Maria mengandung dari Roh Kudus
(Mat 1:18), Yusuf dan Maria berada pada masa pertunangan II. Karena itu
jangan heran melihat istilah ‘suaminya’, ‘istrinya’, ‘menceraikannya’ dalam Mat
1:19.
c) Hal-hal
lain yang perlu diketahui tentang Maria:
·
Maria bukan Allah, dan bahkan tidak mempunyai keillahian sedikitpun, dan ia
tidak berbeda dengan manusia biasa. Karena itu kita tidak boleh berdoa kepada
Maria atau menyembah Maria. Kita hanya boleh menghormati Maria sama seperti
kita menghormati rasul / nabi / orang yang saleh. Tetapi doa, sujud, dan
penyembahan tidak boleh ditujukan kepada Maria, tetapi hanya boleh ditujukan
kepada Allah (Mat 4:10).
·
Maria bukanlah pengantara kepada Allah / Yesus.
Kitab Suci hanya mengajarkan adanya Satu
Pengantara kepada Allah, yaitu Yesus (1Tim 2:5
1Yoh 2:1-2).
·
Maria bukanlah jalan ke surga / jalan keselamatan.
Kitab Suci mengajarkan bahwa
satu-satunya jalan ke sorga / jalan keselamatan adalah Yesus (Yoh 14:6 Kis 4:12).
·
Maria bukanlah orang yang suci / tanpa dosa.
Ro 3:10-12,23 menyatakan bahwa
semua manusia adalah manusia berdosa, dan satu-satunya yang dikecualikan oleh
Kitab Suci adalah Yesus (2Kor 5:21
Ibr 4:15).
·
Maria bukanlah penebus dosa manusia.
Karena Maria adalah orang berdosa sama
seperti kita, maka tidak mungkin ia dapat menebus dosa kita. Ini perlu
ditekankan karena ada orang / gereja yang percaya bahwa pada waktu Maria
melihat Yesus disalibkan, ia mengalami penderitaan yang juga berfungsi untuk
menebus dosa manusia. Jadi kalau Yesus adalah Penebus / Redeemer, maka
Maria dianggap sebagai Co-Redeemer (= rekan penebus). Ini salah dan
bahkan sesat!
·
Maria bukanlah perawan yang abadi (Mat 1:24-25).
Menghadapi sikap extrim dari Gereja Roma
Katolik yang mengajarkan keperawanan yang abadi dari Maria, kita harus
hati-hati supaya tidak jatuh ke dalam extrim satunya, yaitu pandangan dari
banyak orang Protestan Liberal yang menolak kelahiran Kristus dari seorang
perawan!
Maria memang adalah seorang perawan pada
saat mengandung dan melahirkan Kristus, tetapi setelah itu ia dan Yusuf hidup
sebagai pasangan yang normal, dan mereka mempunyai anak-anak yang lain (Mat
13:55-56 Kis 1:14). Karena itu
jelaslah bahwa keperawanan Maria tidak berlangsung kekal, dan memang tidak
ada perlunya mempertahankan keperawanan Maria itu setelah kelahiran Kristus.
·
Maria tidak mengalami kebangkitan ataupun kenaikan ke surga secara
jasmaniah seperti Kristus. Ini tidak kita percayai karena tidak ada dalam Kitab
Suci.
Catatan: kalau saudara mau mengerti lebih
banyak / mendetail tentang perbedaan Roma Katolik dan Kristen Protestan
tentang Maria, bacalah buku saya yang berjudul “Roma Katolik vs
Kristen Protestan”.
3) Inkarnasi
Yesus ini adalah Tahap I dari perendahan Kristus (the humiliation of Christ).
Pada waktu mengalami inkarnasi, Yesus
tidak kehilangan sedikitpun dari keilahianNya dan tidak menghentikan /
mengurangi kegiatanNya sebagai pribadi kedua dari Allah Tritunggal.
Beberapa kutipan penting sehubungan
dengan hal ini:
·
“Christ was lowered not by loosing, but rather by taking” (= Kristus
direndahkan bukan dengan kehilangan sesuatu, tetapi dengan mengambil sesuatu).
·
“When the Word became flesh, His cosmic activities did not remain in
abeyance” (= Ketika Firman menjadi daging, kegiatan kosmikNya tidaklah dibiarkan
terkatung-katung).
·
“The incarnation means the adding of something that the Word was doing, and
not the cessation of most of His activities” (= Inkarnasi berarti
penambahan terhadap apa yang dilakukan oleh Firman, dan bukan penghentian sebagian
besar kegiatan-kegiatanNya).
·
“For even if the Word in His immeasurable essence united with the nature of
man into one person, we don’t imagine that he was confined therein. Here is
something marvelous: the Son of God descended from heaven in such a way, that
without leaving heaven, he willed to be borne in the virgin’s womb, to go about
the earth, and to hang upon the cross, yet he continuously filled the world
even as he had done from the beginning” (= Sekalipun Firman,
dalam hakekatNya yang tidak terbatas, bersatu dengan hakekat manusia di dalam
satu pribadi, kita tidak membayangkan bahwa Ia terkurung di dalamNya. Inilah
sesuatu yang menakjubkan: Anak Allah turun dari surga dengan cara sedemikian
rupa, sehingga tanpa meninggalkan surga, Ia mau dikandung di dalam kandungan
perawan, berjalan-jalan di bumi, dan tergantung pada salib, tetapi Ia
terus-menerus memenuhi dunia seperti yang Ia lakukan dari semula) - ‘Institutes of the Christian
Religion’, Book II, Chapter XIII, no 4.
IV) Yang menderita
sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan
dikuburkan, turun ke dalam neraka / kerajaan maut.
Ini adalah tahap-tahap selanjutnya dari
perendahan Kristus.
Tahap II: penderitaan.
Penderitaan yang dialami Kristus mencakup
penderitaan jasmani maupun rohani / batin.
·
jasmani: haus, lelah, lapar, cambuk, mahkota duri, pikul salib.
·
rohani / batin: dihina, tidak dipercaya, dikhianati, dibenci, dicaci maki.
Puncak penderitaan terjadi di atas kayu salib,
dan ini berlaku:
·
secara jasmani.
·
secara rohani. Karena di atas kayu saliblah Yesus berteriak ‘Eli, Eli, lama
sabakhtani?’.
Tahap III: mati.
Kematian yang dialami oleh Kristus
mencakup:
1) Kematian
jasmani: yaitu perpisahan tubuh dengan jiwa.
2) Kematian
rohani: perpisahan dengan Allah. Ini terjadi pada saat Kristus berkata: ‘ELI,
ELI, LAMA SABAKHTANI?’ (Mat 27:46).
Ada beberapa pandangan tentang arti
kalimat ini:
a) Yesus
tidak sungguh-sungguh ditinggal / mengalami keterpisahan dengan Allah, karena
kata-kata yang Ia ucapkan itu hanyalah:
·
perasaan Yesus saja (bahasa Jawa: Yesus kroso-krosoen), atau,
·
doa Yesus sambil mengutip Maz 22, atau,
·
perenungan Yesus tentang firman Tuhan dalam Maz 22.
Keberatan terhadap pandangan ini:
Kalau demikian Yesus tidak
sungguh-sungguh memikul hukuman dosa kita, karena keterpisahan dengan Allah
merupakan hukuman dosa! Bdk. Yes 59:1-2
2Tes 1:9.
b) Allah
Anak meninggalkan Yesus sebagai manusia.
Alasannya: Biasanya Yesus selalu
menyebut Allah dengan sebutan ‘Bapa’, tetapi kali ini Yesus berkata ‘AllahKu’,
bukan ‘BapaKu’. Ini dianggap menunjukkan bahwa saat itu Yesus
betul-betul berbicara sebagai manusia biasa kepada AllahNya.
Keberatan terhadap pandangan ini:
·
dalam Luk 23:34 Yesus menyebut ‘Bapa’, dan ini adalah kalimat pertama
di kayu salib. Lalu dalam Luk 23:46 Yesus juga menyebut ‘Bapa’, dan ini adalah
kalimat terakhir di kayu salib.
·
Dalam inkarnasi, Anak Allah mengambil hakekat manusia, yang lalu
mendapatkan kepribadianNya dalam diri Anak Allah itu. Kalau terjadi perpisahan
antara Allah Anak dan manusia Yesus, ini berarti bahwa persatuan Allah dan
manusia dalam diri Yesus itu hancur, sehingga yang tertinggal di atas kayu
salib hanyalah hakekat manusia itu. Ini tidak mungkin karena hakekat manusia
tidak bisa ada sendirian!
·
Andaikata Yesus memang mati sebagai manusia saja, maka penebusan yang Ia
lakukan tidak bisa mempunyai kuasa yang tidak terbatas!
Maz 49:8-9 (NIV - Ps 49:6-7): “No
man can redeem the life of another, or give to God a ransom for him; the ransom
for a life is costly, no payment is ever enough” (= tak seorang manusiapun
bisa menebus nyawa orang lain, atau
memberikan kepada Allah tebusan untuk dia;
tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal,
tak ada pembayaran yang bisa mencukupi).
c) Allah
Bapa meninggalkan Yesus sebagai Allah dan manusia.
Keberatan terhadap pandangan ini:
Terjadi perpisahan dalam diri Allah
Tritunggal.
Jawaban atas keberatan ini:
·
Ini memang merupakan misteri yang tidak bisa kita mengerti sepenuhnya.
·
Perpisahan Allah Bapa dengan Allah Anak bukan bersifat lokal, seakan-akan
yang satu ada disini dan yang lain ada disana. Perpisahan secara lokal ini
tidak mungkin terjadi karena baik Bapa maupun Anak adalah Allah yang maha ada.
Jadi perpisahan ini hanyalah dalam persoalan hubungan / persekutuan saja.
Perlu diingat bahwa kalau nanti orang
berdosa masuk ke neraka, ia bukannya berpisah secara lokal dengan Allah, karena
Allah yang mahaada itu ada dimanapun juga termasuk di neraka. Jadi, perpisahan
yang terjadi antara orang berdosa dengan Allah di neraka, adalah rusaknya
hubungan / persekutuan antara mereka secara kekal. Dan hukuman inilah yang
dipikul oleh Kristus pada saat itu!
Penerapan:
Karena Kristus sudah mengalami
keterpisahan derngan Allah, maka orang yang sudah percaya kepada Yesus
dipersatukan / diperdamaikan kembali dengan Allah, dan tidak akan pernah
berpisah dengan Allah / ditinggal oleh Allah, baik dalam hidup ini maupun dalam
kekekalan! (Bdk. Yoh 14:16 Ibr 13:5).
Keunggulan pandangan ini:
¨
Kristus betul-betul memikul hukuman dosa, yaitu keterpisahan dengan Allah.
¨
Karena Kristus memikul hukuman dosa itu sebagai Allah dan manusia, maka
penebusannya mempunyai kuasa / nilai yang tak terbatas!
Catatan: Ini tidak bertentangan dengan
doktrin Limited Atonement (= penebusan terbatas) dari Calvinisme, karena
dalam doktrin Limited Atonement itu, yang dianggap terbatas bukanlah
kuasa / nilai penebusan Kristus, tetapi design (= rencana / tujuan)
penebusan Kristus.
¨
Hypostatical / Personal Union (persatuan Allah dan manusia dalam diri
Yesus) tetap terjaga.
Penerapan:
Bagi orang yang tidak percaya kepada
Kristus, kematian Yesus secara jasmani maupun rohani ini tidak ada gunanya.
Mereka akan mengalami kematian jasmani dan rohani (dalam neraka). Sedangkan
orang yang percaya kepada Yesus hanya akan mengalami kematian jasmani, dan
itupun bukan lagi sebagai hukuman dosa, tetapi sebagai jalan masuk ke surga!
Karena itulah orang kristen yang sejati tidak perlu, bahkan tidak boleh, takut
pada kematian. Sama seperti Paulus, kitapun bisa berkata: “Bagiku hidup
adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Fil 1:21).
Tahap IV: dikuburkan.
1) Kematian
bukanlah tahap terakhir dari perendahan Kristus. Kata-kata ‘sudah selesai’
(Yoh 19:30) tidak berhubungan dengan perendahan tetapi dengan penderitaan
aktif dalam memikul hukuman dosa.
2) Penguburan
adalah suatu tahap perendahan.
Ini terlihat dari:
a) Kuburan
merupakan tempat dimana tubuh itu hancur / membusuk.
b) Kembalinya
manusia kepada debu adalah sebagian dari hukuman dosa (Kej 3:19).
c) Maz 88:5-6
dan Kis 2:31 menunjukkan bahwa penguburan merupakan perendahan.
3) Penguburan
Kristus tidak hanya menunjukkan bahwa Ia betul-betul sudah mati tetapi juga
untuk menghilangkan kengerian terhadap kuburan dalam diri orang yang percaya.
Karena itu, kalau saudara betul-betul
adalah orang kristen, saudara tidak boleh takut lagi pada kuburan. Ingat bahwa
Kristus sudah pernah masuk ke sana dan bahkan mengalahkannya!
4) Bahwa
Kristus dikubur, tak berarti bahwa orang kristen yang mati harus dikubur, dan
tidak boleh dikremasi / dibakar.
Banyak hamba Tuhan / orang kristen yang
anti kremasi memberikan bermacam-macam argumentasi untuk menetang kremasi,
tetapi saya berpendapat bahwa tidak satupun argumentasi mereka yang bisa
dipertahankan. Misalnya:
a) Mereka
mengatakan bahwa api adalah simbol hukuman.
Saya menjawab: api yang adalah simbol
hukuman, juga merupakan simbol Roh Kudus (Kis 2:1-4), penyucian
(Mat 3:11), dan Kitab Suci / Firman Tuhan (Yer 23:29).
b) Mereka
mengatakan bahwa dalam Kitab Suci cuma ada pembakaran mayat orang jahat, sedangkan
orang saleh / beriman semua dikubur.
Saya menjawab:
·
itu omong kosong. Yonatan, anak Saul, adalah orang beriman dan saleh,
tetapi mayatnya dibakar (1Sam 31:1-13).
·
dalam Kitab Suci memang hampir semua orang dikubur, karena pada jaman itu
hanya ada sedikit manusia, dan tanah kuburan bisa didapat dengan mudah dan
murah. Tetapi jaman berubah! Makin banyaknya manusia dan makin penuhnya dunia
ini menyebabkan kuburan sukar didapat dan mahal. Ada yang mengatakan bahwa di
Hongkong seseorang haruslah sangat kaya untuk bisa membeli kuburan. Dan seluruh
dunia menjurus pada keadaan seperti itu, sehingga lambat laun tidak ada orang
yang bisa membeli kuburan. Karena itu, mengingat Kitab Suci memang tidak
melarang kremasi, maka pilihan pada kremasi tentu merupakan pilihan yang
bijaksana (dan tetap alkitabiah).
c) Mereka
mengatakan bahwa ada kemungkinan roh orang yang mati itu, yang masih belum
meninggalkan tubuhnya, bisa menderita karena pembakaran itu.
Saya menjawab:
·
Dari jaman dulu definisi dari kematian adalah terpisahnya tubuh dengan jiwa
/ roh. Kepercayaan kafir bahwa roh seseorang masih belum meninggalkan tubuhnya
pada saat ia mati, jelas bertentangan dengan Alkitab (bdk.
1Raja 17:21-22 Luk 8:55 Luk 23:43,46
Kis 7:59).
·
Andaikatapun roh seseorang masih belum terpisah dengan tubuhnya pada saat
mati, adalah omong kosong kalau ia bisa menderita oleh api duniawi, lebih-lebih
kalau ia adalah orang kristen. Perlu diketahui bahwa penderitaan bagi orang
kristen dalam dunia ini dibutuhkan untuk menyucikan, menguji dsb. Pada saat ia
sudah mati, maka semua itu sudah selesai sehingga tidak mungkin lagi ada
penderitaan baginya, mengingat semua hukuman dosanya sudah ditanggung oleh
Kristus.
d) Mereka
mengatakan bahwa kremasi menghancurkan tubuh sehingga tidak bisa dibangkitkan
oleh Allah.
Saya menjawab:
·
apakah penguburan tidak menghancurkan tubuh / mayat? Dan bagaimana dengan
orang yang terkena ledakan bom, apalagi bom atom, atau dimakan ikan / binatang
buas? Apakah mereka ini juga tidak bisa dibangkitkan?
·
saya percaya Allah yang maha kuasa bisa membangkitkan mayat yang
bagaimanapun hancurnya!
Catatan: Calvin menggabungkan kematian dan
penguburan Kristus dalam satu tahap perendahan saja.
Tahap V: turun ke dalam neraka /
kerajaan maut.
Dalam bahasa Ibrani digunakan kata
SHEOL, dan dalam bahasa Yunani digunakan kata HADES, yang dalam Kitab Suci
Indonesia biasanya diterjemahkan ‘dunia orang mati’ atau ‘alam maut’. Kata
SHEOL / HADES tidak selalu mempunyai arti yang sama.
1) Kadang-kadang
SHEOL / HADES tidak menunjuk pada suatu tempat tertentu, tetapi dipakai dalam
arti yang abstrak untuk menunjuk pada ‘keadaan kematian / the state of death’
atau ‘keadaan terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh’.
Misalnya: Hos 13:14.
2) Kalau
menunjuk pada tempat, maka SHEOL / HADES mempunyai 2 kemungkinan arti:
a) Kuburan
(Kej 37:35 Yunus 2:2).
b) Neraka
(Maz 9:18 Maz 49:15 Amsal 15:24
Luk 16:23).
Perhatikan bahwa dalam ayat-ayat ini ada
ancaman kepada orang berdosa. Kalau dalam ayat-ayat ini SHEOL / HADES diartikan
sebagai ‘tempat netral’ kemana setiap orang akan pergi setelah mati, maka
ayat-ayat itu kehilangan ancamannya! Jadi, dalam ayat-ayat ini SHEOL / HADES
harus diartikan sebagai ‘neraka’!
Kata-kata ‘turun ke dalam neraka /
Kerajaan Maut’ ini mempunyai penafsiran yang berbeda-beda:
1) Berdasarkan
arti dari kata HADES di atas, dimana HADES bisa menunjuk pada keadaan kematian
atau kuburan, maka ada orang yang beranggapan bahwa ‘turun ke HADES’ berarti
‘turun ke dalam keadaan kematian’ atau ‘turun ke kuburan’.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
Penafsiran ini tak cocok dengan kontex
dari 12 Pengakuan Iman Rasuli. Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli itu sudah
dikatakan bahwa Kristus ‘menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan, mati dan dikuburkan’. Kalau kalimat selanjutnya yaitu ‘turun ke
neraka’ diartikan ‘turun ke dalam keadaan kematian’ atau ‘turun ke kuburan’,
maka ini merupakan suatu pengulangan yang tidak perlu. Lebih dari itu, kalimat
yang tadinya sudah jelas, sekarang diulangi secara kabur / tidak jelas.
2) Ada
juga yang beranggapan bahwa Kristus benar-benar turun ke neraka untuk mengalami
siksaan neraka untuk menebus dosa kita.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
·
Antara kematian dan kebangkitanNya, tubuh Kristus ada dalam kuburan dan roh
/ jiwaNya ada di surga (Luk 23:43,46). Karena itu, baik tubuh maupun jiwa / roh
dari manusia Yesus Kristus tidak mungkin turun ke neraka untuk mengalami
siksaan neraka tersebut.
·
Sesaat sebelum kematianNya, Yesus berkata ‘Sudah selesai’ (Yoh 19:30). Ini
menunjukkan bahwa penderitaanNya untuk menanggung hukuman dosa umat manusia
sudah selesai, sehingga tidak ada lagi penderitaan yang harus Ia alami untuk
menebus dosa kita.
3) Roma
Katolik.
Sesudah mati, Kristus pergi ke LIMBUS
PATRUM (= tempat penantian dimana orang-orang suci jaman Perjanjian Lama
menantikan kebangkitan Kristus), menyampaikan Injil kepada mereka dan lalu
membawa mereka ke surga.
Dasar Kitab Suci yang dipakai adalah Maz
107:16 Zakh 9:11.
Keberatan terhadap ajaran ini:
·
ayat-ayat itu ditafsirkan out of context (= keluar dari kontexnya).
Bacalah seluruh kontex dari ayat-ayat itu dan saudara akan melihat bahwa baik
Maz 107:16 maupun Zakh 9:11 menunjuk pada pembebasan / pertolongan
yang Allah lakukan terhadap orang yang tadinya mengalami penderitaan sebagai
hukuman dosa mereka. Jadi, ayat-ayat ini sama sekali tak ada hubungannya dengan
Kristus turun ke neraka / Hades / Limbus Patrum.
·
Orang suci jaman Perjanjian Lama itu adalah orang percaya; lalu mengapa
mesti diinjili lagi?
·
pandangan ini bertentangan dengan 2Raja 2:11 yang menyatakan bahwa
Elia naik ke surga, bukan pergi ke Limbus
Patrum.
·
apa perlunya Kristus pergi ke sana? Kalau hanya untuk membebaskan mereka,
Kristus tidak perlu pergi ke sana.
4) Lutheran.
‘Turun ke HADES’ merupakan tahap pertama
dari pemuliaan Kristus. Kristus turun ke HADES untuk menyelesaikan
kemenanganNya atas setan dan untuk menyampaikan hukuman mereka.
Keberatan terhadap ajaran ini:
·
tidak ada dasar Kitab Suci yang mendukung pandangan ini.
·
tahap pertama kemenangan / pemuliaan Kristus baru terjadi pada waktu Ia
bangkit.
·
agak sukar membayangkan bahwa kata ‘turun’ bisa menunjuk pada ‘pemuliaan
Kristus’.
5) The
church of England.
Tubuh Kristus ada di kuburan, tetapi roh
/ jiwaNya pergi ke HADES, atau, lebih khusus lagi, ke Firdaus, tempat penantian
dari roh orang-orang benar dan memberi penjelasan tentang kebenaran.
Keberatan terhadap ajaran ini:
·
tidak ada dasar Kitab Sucinya.
·
orang benar yang sudah mati tak perlu diajar lagi.
·
Firdaus bukanlah tempat penantian orang benar, tetapi Firdaus jelas
adalah surga. Hal ini bisa terlihat dari:
*
membandingkan Luk 23:43 dengan Luk 23:46.
*
membandingkan 2Kor 12:2 dengan 2Kor 12:4.
*
membandingkan Wah 2:7 dengan Wah 22:2,14,19.
6) Calvin.
‘Turun ke neraka’ menunjukkan
penderitaan rohani yang dialami oleh Kristus. Calvin berkata bahwa 12 Pengakuan
Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Kristus yang terlihat oleh
manusia (yaitu menderita, disalibkan, mati, dikuburkan), dan setelah itu 12
Pengakuan Iman Rasuli itu melanjutkan dengan menunjukkan penderitaan Kristus
secara rohani, yang tidak terlihat oleh manusia. Ini terjadi pada saat Ia
berteriak: ‘ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?’ (Mat 27:46).
Dengan demikian jelas bahwa Calvin tidak
mempercayai bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Kristus betul-betul turun
ke neraka atau HADES atau tempat manapun. Antara kematian dan kebangkitanNya,
roh / jiwa dari manusia Yesus pergi ke surga (sesuai dengan kata-kataNya dalam
Luk 23:43,46), sedangkan tubuh manusia Yesus ada di kuburan.
7) Ada
juga orang Reformed yang menganggap bahwa ‘turun ke neraka / Kerajaan Maut’
berarti bahwa Yesus ada dalam kuasa maut sampai hari yang ke 3.
Westminster Confession of Faith, chapter
VIII, 4 berbunyi
sebagai berikut:
“... was crucified, and died, was
buried, and remained
under the power of death, yet saw no corruption. On the third day He arose from the
dead ...” (= ... disalibkan, dan mati, dan dikuburkan, dan tetap ada di bawah kuasa
kematian, tetapi tidak menjadi rusak / busuk. Pada hari ketiga Ia bangkit dari
antara orang mati ...).
Sama seperti penafsiran Calvin,
pandangan yang inipun tidak mempercayai bahwa Yesus betul-betul turun ke neraka
/ HADES.
Catatan: Ada keberatan terhadap ajaran yang
mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak turun
kemana-mana tetapi naik ke surga, karena setelah kebangkitanNya, dalam
Yoh 20:17 Yesus berkata kepada Maria: “Janganlah
engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa”. Ini
dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya,
Yesus tidak pergi ke surga.
Jawaban terhadap keberatan ini:
a) Yoh 20:17
ini tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan Luk 23:43,46 yang jelas menunjukkan
bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus naik ke surga.
b) Adalah
sesuatu yang tidak masuk akal kalau Yesus melarang Maria memegang (dalam arti
menyentuh) Dia, karena dalam Mat 28:9 dan Yoh 20:27 Ia mengijinkan
diriNya untuk dipegang. Karena itu, kata ‘memegang’ dalam Yoh 20:17
seharusnya diartikan ‘memegang erat-erat / menahan / nggandoli’. Bandingkan
dengan terjemahan NASB yang mengatakan “Stop clinging to Me” (=
Berhentilah berpegang teguh kepadaKu), dan juga terjemahan NIV yang mengatakan “Do not hold on to Me”
(= Jangan berpegang erat-erat kepadaKu).
c) Selanjutnya,
kata-kata ‘Aku belum pergi kepada Bapa’ dalam Yoh 20:17a itu, tidak
menunjuk pada saat antara kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi menunjuk pada
hari kenaikanNya ke surga. Ini terlihat dengan jelas karena dalam
Yoh 20:17b yang berbunyi ‘sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan
Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu’, kata ‘pergi’ ini jelas menunjuk pada
kenaikanNya ke surga.
Jadi kesimpulannya, arti dari
Yoh 20:17 adalah: jangan nggandoli / menahan Aku, karena Aku harus pergi
kepada Bapa / naik ke surga. Rupa-rupanya Yesus tahu akan isi hati Maria yang
begitu mencintai Dia, sehingga ingin menahan Dia terus menerus dan tidak mau berpisah
lagi dengan Yesus. Karena itulah Ia lalu mengucapkan Yoh 20:17 ini.
Dengan demikian jelaslah bahwa
Yoh 20:17 ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara
kematian dan kebangkitanNya Yesus tidak naik ke surga.
V) Pada hari yang ke tiga, bangkit pula dari antara orang mati.
1) ‘Pada
hari yang ke tiga’.
Ini tidak berarti bahwa Kristus berada
di dalam kuburan selama 3 x 24 jam. Cara penghitungannya adalah sebagai
berikut:
·
Ia mati pada hari Jum’at ± pukul 3 siang (Mat
27:46-50). Ini adalah hari pertama.
·
Ia ada dalam kuburan pada hari Sabtu. Ini adalah hari ke dua.
·
Ia bangkit pada hari Minggu pagi (Mat 28:1-6). Ini adalah hari ke tiga.
2) ‘Bangkit
dari antara orang mati’.
Ada banyak peristiwa kebangkitan yang
terjadi sebelum kebangkitan Yesus (1Raja 17:17-24 2Raja 4:18-37
2Raja 13:21 Mark 5:21-43 Luk 7:11-17
Yoh 11:1-44
Mat 27:52-53), tetapi 1Kor 15:20-23 dan Wah 1:5 tetap
menyebutkan kebangkitan Yesus sebagai yang sulung (yang pertama). Ini
disebabkan karena kebangkitan Yesus memang berbeda dengan kebangkitan
orang-orang tersebut di atas. Bedanya:
a)
Yesus setelah bangkit, hidup selama-lamanya. Orang-orang itu setelah
bangkit, lalu mati lagi.
b)
Yesus bangkit dengan tubuh kebangkitan. Orang-orang itu bangkit dengan
tubuh biasa.
3) Kebangkitan adalah tahap yang pertama
dari pemuliaan Kristus.
VI) Naik ke
surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa.
1) ‘Naik
ke surga’.
a) Yesus
naik ke surga secara jasmani 40 hari setelah kebangkitanNya (Kis 1:9 Luk 24:51).
b) Fungsi
kenaikan Yesus ke surga:
·
Menunjukkan bahwa misinya untuk menebus dosa manusia sudah selesai (Yoh
17:4-5).
Yesus diutus ke dunia untuk menebus /
membereskan dosa manusia. Andaikata pada waktu Ia naik ke surga itu ternyata
penebusan itu belum selesai Ia kerjakan, maka pasti Ia disuruh kembali. Bahwa
ternyata Ia tidak disuruh kembali dan bahkan diterima untuk duduk di sebelah
kanan Bapa menunjukkan bahwa penebusan yang Ia lakukan memang sudah selesai.
·
Mempersiapkan tempat di surga bagi kita yang percaya (Yoh 14:2).
·
Menunjukkan bahwa kita yang percaya juga akan naik ke surga
(Yoh 14:2-3 17:24).
·
Supaya Roh Kudus turun (Yoh 7:39
16:7).
Jadi, Kristus tidak lagi menyertai kita
secara jasmani, tetapi secara rohani (Mat 26:11 Yoh 14:16-19). Dengan cara itu Ia bisa
menggenapi ayat-ayat seperti Mat 18:20 Mat 28:20b.
c) Kenaikan
ke surga adalah tahap kedua dari pemuliaan Kristus.
2) ‘Duduk
di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa’.
a) Kata-kata
ini tidak boleh diartikan secara hurufiah.
Ini terbukti dari ayat-ayat Kitab Suci
yang tidak selalu mengatakan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah.
Contoh:
·
Ro 8:34 dan 1Pet 3:22 - ‘berada di sebelah kanan Allah’
(Kitab Suci Indonesia salah terjemahan).
·
Kis 7:56 - ‘berdiri di sebelah kanan Allah’.
Kata-kata ini merupakan kiasan yang
menunjukkan bahwa Yesus mendapat tempat yang paling terhormat di surga.
b) Kata-kata
ini tidak berarti bahwa Yesus beristirahat / bermalas-malasan di surga.
Di surga Yesus melakukan pekerjaan,
seperti:
·
Menjadi imam / pengantara antara Allah dengan kita (Ibr 4:14 7:24-25
8:1-6 1Yoh 2:1).
·
Mendoakan kita / membela kita (Ro 8:34
1Yoh 2:1).
·
Menyiapkan tempat bagi kita di surga (Yoh 14:2-3).
c) Ini
merupakan tahap ketiga dari pemuliaan Kristus.
VII) Dan dari
sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
1) ‘Dan
dari sana Ia akan datang’.
a) Kristus
datang pertamakalinya sekitar 2000 tahun yang lalu dalam kehinaan, tetapi pada
kedatangan yang kedua, Ia akan datang dengan kemuliaanNya (Mat 16:27).
b) KedatanganNya
yang kedua ini bersifat jasmani (Kis 1:11).
c) KedatanganNya
yang kedua ini bersifat mendadak; tidak ada yang tahu saatnya (Mat
24:36,42-44 Mat 25:13 1Tes 5:2-3
2Pet 3:10).
Penerapan:
Hati-hati dengan orang kristen / gereja
/ pendeta yang bisa meramal / mengetahui saat / tahun kedatangan Yesus yang
keduakalinya. Ini pasti orang kristen / gereja / pendeta brengsek!
Sekalipun Kitab Suci mengatakan bahwa
kedatangan Yesus yang keduakalinya tidak bisa diketahui saatnya, tetapi Kitab
Suci memberikan tanda-tanda yang akan terjadi sebelum kedatanganNya yang ke dua
kalinya itu seperti:
·
Perang, gempa bumi, bahaya kelaparan (Mat 24:6-7).
·
Pemberitaan Injil ke seluruh dunia (Mat 24:14).
·
Pertobatan ‘seluruh Israel’ (Ro 11:25,26). ‘Seluruh Israel’ di sini berarti
semua orang-orang pilihan dari antara bangsa Israel.
·
Ajaran sesat, nabi palsu, Mesias palsu, Anti Kristus, mujijat palsu,
kesesatan (Mat 24:4-5,10-12,23-24 2Tes
2:1-3 2Tes 2:7-12 1Tim 4:1
2Tim 3:1-5 2Tim 4:3-4 1Yoh 2:18).
·
Penganiayaan terhadap orang Kristen (Mat 24:9,21,22).
Catatan: ayat-ayat dalam Mat 24
diperdebatkan, apakah itu mengenai kehancuran Yerusalem, atau mengenai akhir
jaman.
2) ‘untuk
menghakimi orang yang hidup dan yang mati’.
Ini adalah tujuan kedatangan Kristus
yang keduakalinya. Menghakimi berarti memberikan hukuman kepada orang-orang
yang tidak percaya dan memberikan upah / pahala bagi orang yang percaya
(Mat 16:27 Mat 13:24-30,36-43 Mat 25:31-46 2Tes 1:8-9
Yudas 14,15).
3) Sikap
yang benar pada waktu menunggu kedatangan Yesus yang ke dua.
Kita harus bersiap sedia / berjaga-jaga
(Mat 24:44 Mat 25:13). Ini bisa
dilakukan dengan:
a) Percaya
kepada Yesus sebagai Juruselamat & Tuhan.
Ini jelas merupakan hal yang terutama,
karena kalau yang ini tidak saudara lakukan, maka hal-hal ke 2-5 di bawah ini
tidak ada gunanya.
b) Banyak
berdoa (Luk 21:36).
c) Berbakti
& bersekutu (Ibr 10:25).
d) Melayani
Tuhan (Luk 12:37,43).
e) Membuang
dosa / menyucikan diri (Luk 21:34
1Tes 5:4 2Pet 3:11,14).
4) Ini
adalah tahap keempat dari pemuliaan Kristus.
VIII) Aku percaya kepada Roh Kudus.
A) Roh
Kudus adalah seseorang yang berpribadi.
Bukti-bukti kepribadian Roh Kudus:
1) Sebutan
yang digunakan bagi Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seseorang yang berpribadi
(Yoh 14:26 15:26 16:7 - ‘Penghibur’).
2) Roh
Kudus mempunyai ciri-ciri dari seorang pribadi seperti:
·
Kecerdasan (Yoh 14:26 - bisa mengajar).
·
Kehendak (1Kor 12:11).
·
Perasaan (Ef 4:30 Yes 63:10).
Disamping itu Kitab Suci mengatakan
bahwa Roh Kudus menyelidiki, berbicara, bersaksi, menyuruh, menyatakan,
menciptakan, membangkitkan, dll (Kej 1:2
Kej 6:3 Luk 12:12 Yoh 14:26
Yoh 15:26 Yoh 16:8 Kis 8:29
Kis 13:2 Kis 15:28 Ro 8:11,16 1Kor 2:10-11). Hal-hal ini hanya bisa
dilakukan oleh ‘seorang pribadi’, bukan oleh ‘sesuatu’.
B) Roh
Kudus adalah Allah sendiri.
Bukti-bukti keilahian Roh Kudus:
1) Kitab
Suci menggunakan sebutan Roh Kudus dan Allah / Tuhan (ADONAI) / TUHAN (Yahweh)
secara interchangeable (= bisa dibolak-balik).
Contoh:
a) Bandingkan
Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27:
Yes 6:8-10 - “Lalu aku mendengar
suara Tuhan
berkata: ‘Siapakah
yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’. Maka sahutku: ‘Ini
aku, utuslah aku!’. Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada
bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah
sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan
buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya
jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh’”.
Kis 28:25-27 - “Maka bubarlah
pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih
mengatakan perkataan yang satu ini: ‘Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan
mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat,
namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya
berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat
dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya,
lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’”.
Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab
Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam
Kis 28:25-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi dalam
Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah ‘suara Tuhan’ kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kis 28:25-27 itu
Paulus berkata bahwa ‘firman itu disampaikan
oleh Roh Kudus’ dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjukkan
bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri!
b) Bandingkan
Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7:
Ibr 3:7-11 - “Sebab itu, seperti
yang
dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu
seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek
moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka
melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku
murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka
tidak mengenal jalanKu, sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan
masuk ke tempat perhentianKu’”.
Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11
ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata ‘mencobai Aku’ berarti ‘mencobai
Roh Kudus’.
Kalau sekarang kita melihat dalam
Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 tadi, maka
bisa kita dapatkan dari Maz 95:8 bahwa itu adalah peristiwa yang terjadi
di Masa dan Meriba. Dan peristiwa Masa dan Meriba itu diceritakan dalam
Kel 17:1-7. Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi:
“Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba,
oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di
tengah-tengah kita atau tidak?’”.
Jadi di sini dipakai istilah ‘mencobai
TUHAN (Yahweh)’, padahal tadi dalam Ibr 3:7-11
dikatakan bahwa mereka ‘mencobai Roh Kudus’.
Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN (Yahweh)!
c) Bandingkan
Ibr 10:15-17 dengan Yer 31:33-34.
Ibr 10:15-17 - “Dan tentang hal
itu Roh Kudus
juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah
perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia
berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan
menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa
dan kesalahan mereka.’”
Yer 31:33-34 - “Tetapi beginilah
perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam
batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah
mereka dan mereka akan menjadi umatKu. Dan tidak usah lagi orang mengajar
sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab
mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab
Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka”.
Jelas terlihat bahwa Ibr 10:16-17
merupakan kutipan sebagian (ti-dak seluruhnya) dari Yer 31:33,34. Tetapi
dalam Yer 31 dikatakan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN / Yahweh
(perhatikan kata-kata ‘firman TUHAN’ dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam
Ibr 10:15-17 dikatakan bahwa itu merupakan ‘kesaksian
/ firman Roh Kudus’ (Ibr 10:15b,16b).
Disamping itu, dalam Yer 31 itu,
yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat dalam batin umatNya, dan yang
mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN / Yahweh sendiri.
Sedangkan dalam Ibr 10:15-17, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh
hukum dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus.
Juga perlu diperhatikan bahwa Roh Kudus
dikatakan ‘tidak mengingat dosa’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kuasa
untuk mengampuni dosa.
Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus
adalah TUHAN / Yahweh sendiri!
d) Sekarang
mari kita melihat pada Kis 5:3-4,9 yang berbunyi sebagai berikut:
“Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias,
mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil
penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap
kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu?
Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai
manusia, tetapi mendustai Allah. ... Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua
bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?’”.
Perhatikan bahwa kalau dalam
Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Roh Kudus’, maka dalam Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias
‘mendustai Allah’. Lalu dalam
Kis 5:9 Petrus berkata bahwa mereka ‘mencobai
Roh Tuhan’. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah
Allah!
e) Dalam
1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah’ (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan
dengan kata-kata ‘dan bahwa Roh Allah
diam di dalam kamu’. Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah,
maka itu seharusnya berarti bahwa Allahlah yang tinggal di dalam tubuh
kita. Tetapi Paulus mengatakan Roh Allah (= Roh Kudus) yang tinggal di
dalam kita.
Dan kalau kita melihat dalam
1Kor 6:19 maka di sana Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Roh Kudus’.
Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus
itu adalah Allah!
f) Dengan
cara yang sama, kalau kita membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14
maka bisa kita simpulkan bahwa ‘Roh TUHAN’ dalam Yes 40:13 itu adalah ‘TUHAN’ dalam Yes 40:14.
2) Kitab
Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti:
a) Kekal
(Ibr 9:14).
b) Mahaada
(Maz 139:7-10).
c) Mahatahu
(1Kor 2:10-11 Yes 40:13).
1Kor 2:10-11 yang menunjukkan bahwa
Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh
Kudus itu mahatahu!
d) Mahakuasa
(Mat 12:28).
e) Suci.
Ini terlihat dari sebutan ‘kudus’, dan
juga terlihat dari Ef 4:30 yang menunjukkan bahwa dosa kita mendukakan Roh
Kudus.
3) Kitab
Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi
seperti:
a) Penciptaan
(Kej 1:2 Ayub 33:4).
b) Melahirbarukan
(Yoh 3:5-6 Tit 3:5).
c) Membangkitkan
Yesus (Ro 8:11).
4) Nama
Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak,
seperti dalam Mat 28:19 dan 2Kor 13:13.
Perlu saudara ingat bahwa dalam
Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang
peristiwa, tetapi dalam formula baptisan. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal,
kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang
adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah,
bahkan bukan pribadi).
Demikian juga dalam 2Kor 13:13
Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa
sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus.
Karena itu bisa disimpulkan bahwa dalam
2 ayat tersebut, penyejajaran Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan bahwa 3
pribadi itu setingkat! Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah
sendiri!
C) Hari
turunnya Roh Kudus disebut hari Pentakosta.
Ini terjadi 50 hari setelah Paskah /
Kebangkitan Yesus, atau 10 hari setelah
hari Kenaikan Yesus ke surga.
D) Hal-hal
/ istilah-istilah yang berhubungan dengan Roh Kudus.
Dengan munculnya gerakan Pentakosta, dan
apalagi Kharismatik, maka jaman sekarang ada banyak istilah populer yang berhubungan
dengan Roh Kudus. Dan kita perlu mengerti tentang hal-hal ini supaya tidak
terseret ke dalam kesalahan oleh istilah-istilah populer itu.
1) Baptisan
Roh Kudus.
Dalam pengertian Kharismatik:
·
baptisan Roh Kudus tidak terjadi pada saat yang bersamaan dengan saat
percaya. Jadi bisa ada gap (= selang waktu) antara saat percaya dan saat
menerima baptisan Roh Kudus.
·
Setiap orang kristen harus mencari baptisan Roh Kudus.
·
baptisan Roh Kudus ditandai dengan bahasa roh.
·
Roh Kudus adalah pelaku dari baptisan ini (Roh Kudus yang membaptis kita).
Tetapi ini semua salah.
Pengertian yang benar tentang baptisan
Roh Kudus:
a) Ini
sama dengan penerimaan Roh Kudus (Kis 1:5,8
Kis 2:1-4 Kis 11:15-16).
b) Ini
terjadi hanya 1 x saja dan terjadi pada saat seseorang percaya kepada
Kristus (Yoh 7:38-39 Ef 1:13).
Karena itu, orang yang sudah sungguh-sungguh percaya kepada Yesus tidak perlu
lagi mencari baptisan Roh Kudus. Ia sudah menerima baptisan Roh Kudus. Perlu
saudara perhatikan bahwa dalam Kitab Suci tidak pernah diperintahkan supaya
kita mencari baptisan Roh Kudus. Yang ada hanyalah perintah untuk percaya
kepada Yesus (Kis 16:31). Mengapa? Karena orang yang percaya kepada Yesus pasti
menerima Roh Kudus.
c) Sekalipun
memang ada orang yang berbahasa Roh pada waktu mengalami baptisan Roh Kudus
(Kis 2:1-4), tetapi tidak selalu demikian (Kis 2:38,41).
d) Pelaku
baptisan Roh Kudus adalah Yesus (Mat 3:11
Mark 1:8 Luk 3:16 Yoh 1:33). Jadi, Yesus membaptis kita dengan
Roh Kudus.
2) Kepenuhan
Roh Kudus.
a) Dalam
kalangan Kharismatik, baptisan Roh Kudus sering dicampur-adukkan / disamakan
dengan kepenuhan Roh Kudus, padahal dua hal itu berbeda. Kalau baptisan Roh
Kudus hanya terjadi hanya 1 x saja, maka kepenuhan Roh Kudus bisa terjadi
berulang-ulang. Misalnya terhadap Petrus dalam Kis 2:4 Kis 4:8
Kis 4:31.
b) Firman
Tuhan memerintahkan supaya kita dipenuhi terus menerus dengan Roh Kudus (Ef
5:18).
Makin kita mengisi diri dengan Firman
Tuhan dan makin kita taat pada Firman Tuhan, maka makin kita dipenuhi dengan
Roh Kudus. Ini bisa terlihat kalau kita membandingkan Kol 3:16-17 dan Ef
5:18-20.
Ef 5:18-20 - “Dan janganlah kamu
mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada
yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan
bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas
segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”.
Kol 3:16-17 - “Hendaklah perkataan Kristus diam
dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat
mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan
puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam
hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia
kepada Allah, Bapa kita”.
Kalau diperhatikan dan dibandingkan
dengan seksama akan terlihat bahwa kedua bagian ini sebetulnya paralel. Bedanya
hanyalah Ef 5:18 menyuruh kita untuk dipenuhi dengan Roh Kudus, sedangkan
Kol 3:16 menyuruh supaya kita dipenuhi dengan perkataan / firman Kristus.
Karena itu harus disimpulkan bahwa kedua hal ini, yaitu ‘dipenuhi Roh’ dan
‘dipenuhi firman’ adalah hal yang paralel. Jadi kalau kita dipenuhi firman,
kita juga akan dipenuhi Roh.
3) Buah
Roh Kudus.
a) Dalam
Gal 5:22-23 dikatakan bahwa buah Roh Kudus ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan,
penguasaan diri. Sama seperti ‘buah’ membesar dan matang secara bertahap, maka
buah Roh Kudus juga membesar dan matang secara bertahap.
b) Buah
Roh Kudus ini harus ada pada diri orang yang percaya, dan merupakan bukti iman
seseorang.
4) Karunia-karunia
Roh Kudus (1Kor 12:4-11,27-31).
Setiap orang percaya pasti mempunyai
karunia tertentu yang menyebabkan ia bisa melayani Tuhan, dan setiap orang
kristen harus melayani sesuai dengan karunia yang ada padanya (Ro 12:6-8).
Setiap orang mempunyai karunia-karunia yang berbeda, sehingga setiap orang
mempunyai fungsi yang berbeda. Dengan bekerja sama, maka orang-orang kristen
bisa saling melengkapi dalam memuliakan Tuhan.
5) Bahasa
Roh.
a) Bahasa
Roh adalah salah satu dari karunia-karunia Roh Kudus (1Kor 12:10,30).
1Kor 12:7-10,28-30 secara sangat jelas menunjukkan bahwa karunia bahasa
Roh ini tidak harus dimiliki oleh orang kristen! Karena itu, orang yang tidak
berbahasa Roh, tidak berarti tidak punya Roh Kudus / tidak penuh Roh
Kudus! Ingat bahwa Stefanus dan Filipus adalah orang yang penuh dengan Roh (Kis
6:5 Kis 7:55), tetapi Kitab Suci
tidak pernah menyebutkan bahwa mereka pernah berbahasa Roh.
b) Juga
karunia berbahasa Roh jelas bukanlah karunia yang terutama, terbukti dari:
·
1Kor 14 yang meninggikan karunia bernubuat jauh di atas karunia bahasa
Roh (bacalah seluruh 1Kor 14 itu!).
·
fakta bahwa dalam Kitab Suci karunia bahasa Roh bersama karunia penafsiran
bahasa Roh selalu diletakkan di tempat terakhir dalam daftar karunia.
1Kor 12:7-10 - “Tetapi kepada
tiap-tiap orang diberikan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada
yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan
kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan
pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang
lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh
memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan
bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa
roh itu”.
1Kor 12:28-30 - “Dan Allah telah
menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai
nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk
mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan
untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau
pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau
untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dengan bahasa roh, atau untuk
menafsirkan bahasa roh?”.
c) Peraturan
penggunaan bahasa roh dalam kebaktian.
Dalam Kitab Suci ada peraturan tentang
penggunaan bahasa roh dalam kebaktian, yaitu dalam 1Kor 14:27-28 yang
berbunyi:
“Jika ada yang berkata-kata dengan
bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi
seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada
seorangpun yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam
pertemuan jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada
Allah”.
Jadi terlihat ada 3 syarat, yaitu:
·
maximum 2-3 orang.
·
harus satu per satu / bergiliran.
·
harus ada penterjemahan.
Pada jaman sekarang peraturan tentang
penggunaan bahasa roh dalam kebaktian ini dilanggar dan diinjak-injak
habis-habisan oleh banyak persekutuan / gereja Pentakosta dan Kharismatik,
karena dalam kebaktian / persekutuan mereka ada banyak orang (puluhan, atau
ratusan, bahkan ribuan orang) berbahasa roh secara bersama-sama, tanpa
penterjemahan.
6) ‘Slain
in the Spirit’ (= tumbang di dalam Roh / ‘nggeblak’).
Ini tidak pernah ada dalam Kitab Suci!
Ayat-ayat yang digunakan oleh orang-orang Kharismatik untuk mendukung hal ini
adalah ayat-ayat yang mereka putarbalikkan.
Catatan: Kalau saudara mau tahu secara
lebih mendetail tentang nggeblak, bahasa Roh, Baptisan Roh Kudus dsb, bacalah
buku saya yang berjudul ‘Kharismatik’.
7) Tertawa dalam Roh (Toronto Blessing).
Ini lebih gila lagi dari nggeblak, dan
jelas lebih tidak alkitabiah lagi. Kalau mau tahu lebih banyak tentang hal ini,
bacalah buku saya yang berjudul ‘Toronto Blessing:
Alkitabiahkah?’.
IX) Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.
A) ‘Gereja
yang kudus dan am’.
Kata-kata ‘Gereja yang kudus dan am’
dalam bahasa Inggrisnya adalah ‘The Holy Catholic Church’. Ini tidak
menunjuk kepada Gereja Roma Katolik, karena kata ‘Catholic’ (‘am’) berarti ‘universal
/ umum’.
1) Ini
sama dengan ‘Gereja yang tidak kelihatan’.
Yang dimaksud dengan ‘Gereja yang kudus
dan am’ bukanlah ‘gedung gereja’ atau ‘gereja lokal’, tetapi ‘semua orang
percaya tanpa batasan waktu dan tempat’. Dalam theologia ini juga disebut
dengan istilah ‘Gereja yang tidak kelihatan’. Kontrasnya adalah ‘gereja yang
kelihatan’ yang menunjuk pada gereja / orang-orang kristen yang terlihat oleh
mata manusia. Manusia terbagi menjadi 4 bagian:
·
orang yang tidak menjadi anggota baik dari gereja yang kelihatan maupun
dari gereja yang tidak kelihatan. Ini adalah orang yang sama sekali non
kristen.
·
orang yang menjadi anggota dari gereja yang kelihatan tetapi tidak menjadi anggota
dari gereja yang tidak kelihatan. Ini adalah orang kristen KTP.
·
orang yang menjadi anggota dari gereja yang tidak kelihatan tetapi tidak
menjadi anggota dari gereja yang kelihatan. Contoh: penjahat yang bertobat pada
salib. Ini jelas adalah orang kristen sejati, yang sekalipun tidak diakui
sebagai orang kristen oleh manusia, tetapi diakui oleh Tuhan, dan karenanya
tetap selamat.
·
orang yang menjadi anggota baik dari gereja yang kelihatan maupun dari
gereja yang tidak kelihatan. Ini orang kristen sejati pada umumnya, yang selain
percaya kepada Yesus, juga menjadi anggota dari gereja tertentu.
2) Pengakuan
ini menunjukkan kesatuan semua gereja.
Pada saat saya sekolah theologia, pernah
terjadi sesuatu yang betul-betul menunjukkan kesatuan gereja. Saat itu semua
mahasiswa internasional (dari luar USA) mendapat undangan pesta / makan bersama
dari The First Presbyterian Church, di Jackson Mississippi. Tetapi 1-2
hari setelah itu, semua kami mendapat undangan pesta / makan bersama yang kedua
dari The First Baptist Church, juga di Jackson Mississippi, pada tanggal
dan jam yang sama. Rupanya The First Baptist Church ini tidak tahu kalau
kami sudah diundang oleh The First Presbyterian Church. Tetapi The
First Presbyterian Church tahu bahwa The First Baptist Church juga
mengadakan pesta dan mengundang pada saat yang bersamaan. The First
Presbyterian Church lalu membatalkan undangan itu dan mendorong kami pergi
ke The First Baptist Church, padahal sebetulnya mereka lebih berhak,
karena mereka mengundang lebih dulu! Ini betul-betul mempraktekkan kesatuan
gereja, sekalipun alirannya berbeda!
Adalah sangat aneh, kalau ada gereja
yang menggunakan 12 Pengakuan Iman Rasuli ini, tetapi dalam prakteknya tidak
mempedulikan kesatuan gereja, misalnya:
·
tidak mau menerima / memberikan atestasi (perpindahan keanggotaan) dari /
ke gereja, yang sekalipun tidak mereka anggap sebagai gereja yang sesat tetapi
mereka katakan tidak punya hubungan dengan gereja mereka.
·
tidak mau memakai hamba Tuhan dari luar kalangan gereja mereka, sekalipun
hamba Tuhan itu tidak mereka anggap sebagai sesat / salah / jelek.
Tetapi pengakuan tentang kesatuan gereja
ini juga tidak boleh diartikan secara extrim, misalnya:
a) Dengan
mengatakan bahwa semua gereja, tidak peduli sesat atau tidak, adalah satu.
Saya setuju dengan pandangan bahwa semua
gereja dari aliran apapun yang masih tergolong alkitabiah dan injili,
adalah satu. Tetapi saya tidak percaya bahwa gereja yang alkitabiah dan injili
adalah satu dengan gereja yang sesat. Karena itu hati-hati dengan kata-kata
‘Semua gereja sama’, karena gereja yang benar dan gereja yang sesat tentu tidak
sama dan tidak boleh bersatu.
Bahwa pandangan ini sesuai dengan Kitab
Suci terlihat dari:
·
Rasul Yakobus berulang kali menggunakan sebutan ‘saudara’ untuk orang
kristen (Yak 1:2,9,16,19 2:14), tetapi
pada waktu ia menyebut orang kristen KTP, yang tidak membuktikan imannya dengan
perbuatan, ia menggunakan istilah ‘orang’ (Yak 2:18) dan ‘manusia yang bebal’
(Yak 2:20). Mengapa ia tidak tetap menggunakan istilah ‘saudara’? Jelas karena
ia tidak menganggap mereka sebagai saudara ataupun sebagai satu kesatuan dengan
dia.
·
Paulus berulangkali mengecam nabi-nabi palsu dalam kalangan kristen
dengan kata-kata yang sangat keras, dan bahkan mengutuk mereka (Gal 1:6-9 Fil 3:2). Demikian juga dengan Petrus (2Pet
2:1-3,10b-14,17-22) dan Yudas (Yudas 4,8-13,16).
b) Berusaha
mempersatukan semua gereja dibawah satu merek, seperti yang dilakukan oleh
gerakan Ouikumene.
Saya berpendapat bahwa mempersatukan
semua gereja dibawah satu merek itu tidak mungkin bisa berhasil, karena
gereja-gereja itu mempunyai banyak perbedaan-perbedaan.
Saya juga berpendapat bahwa gereja
dengan macam-macam merek itu tidak apa-apa, asal mereka tetap sadar bahwa
selain ada perbedaan-perbedaan di antara mereka, mereka juga tetap sadar akan
kesatuan dan persamaan yang ada di antara mereka.
B) ‘Persekutuan
orang kudus’.
1) Arti
dari kata ‘kudus’ ialah:
a) ‘Berbeda
dengan’ atau ‘terpisah dari’.
Contoh:
·
Hari Sabat disebut hari yang kudus (Kej 2:3). Jadi dulunya semua hari
sama saja, tetapi lalu hari ke 7 / hari Sabat itu dijadikan hari yang ‘berbeda
dengan yang lain’ atau ‘terpisah dari yang lain’.
·
Bangsa Israel disebut bangsa yang kudus (Im 20:24,26). Dulunya semua
bangsa sama saja, tetapi lalu bangsa Israel dijadikan bangsa yang berbeda
dengan yang lain / terpisah dari yang lain.
·
Orang Kristen disebut orang kudus (Ef 1:1
1Pet 2:9). Dulunya orang kristen sama seperti yang lain, yaitu orang
berdosa, tetapi lalu dipisahkan dari yang lain / dijadikan berbeda dengan yang
lain.
Kita disebut kudus. Itu tidak berarti
kita harus hidup terpisah dari dunia (Yoh 17:15
1Kor 5:9-10), tetapi itu berarti bahwa kita harus hidup berbeda dengan
dunia (Ro 12:2). Perbedaan hidup dengan dunia ini tidak boleh diartikan
seakan-akan kita harus hidup secara exentrik, tetapi harus diartikan bahwa kita
harus berbeda dengan dunia dalam hal-hal yang berdosa. Misalnya:
*
dunia berdusta, kita harus jujur.
*
dunia berselingkuh / berzinah, kita setia pada pasangan hidup.
*
dunia bekerja pada hari Sabat, kita memelihara hari Sabat dengan istirahat
dan berbakti.
*
dunia ngerpek / menyontek dalam ulangan / ujian, kita jujur.
*
dunia tidak peduli Tuhan, kita mengasihi dan hidup bagi Tuhan.
*
dunia mementingkan hal-hal duniawi, kita mementingkan hal-hal rohani /
surgawi.
b) Diperuntukkan
bagi Allah.
Contoh:
·
Sabat digunakan untuk berbakti kepada Allah.
·
Bangsa Israel menjadi milik Allah (Im 20:26).
·
Orang Kristen adalah milik Allah (1 Pet 2:9
Yoh 17:9-10).
Karena kita adalah milik Allah, maka
kita harus hidup bagi Allah.
c) Suci.
Orang kristen disebut kudus / suci bukan
karena hidupnya suci, tetapi karena dalam Kristus kita suci (1Yoh 1:7 Tit 1:15). Tetapi bagaimanapun juga,
sebutan ini juga menyebabkan kita harus berusaha hidup suci (Ef 4:1).
2) Persekutuan.
Orang-orang kristen adalah
anggota-anggota tubuh Kristus (1Kor 12:27). Karena itu kita tidak boleh
mempunyai grup-grup yang saling tidak senang atau bahkan bermusuhan satu sama
lain (1Kor 3:4), tetapi sebaliknya kita harus bersatu, bersekutu dan saling
mengasihi (Yoh 17:20-21 Ibr
10:24-25 Yoh 13:34-35).
X) Pengampunan dosa.
1) Kekristenan
tidak mengakui pengampunan dosa yang semata-mata didasarkan pada kasih Allah.
Mengapa? Karena sekalipun Allah itu
kasih, Ia juga adalah suci sehingga tidak bisa bersatu dengan dosa, dan Ia juga
adil sehingga pasti menghukum orang berdosa.
Nahum 1:3 - “TUHAN itu panjang sabar
dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang
yang bersalah”.
2) Kekristenan
juga tidak mengakui pengampunan dosa yang semata-mata didasarkan pada perbuatan
baik / pertobatan seseorang dari dosa.
Mengapa?
a) Karena
manusia memang tidak bisa baik / berbuat baik (Kej 6:5 Tit 1:15).
b) Perbuatan
baik / ketaatan tidak bisa menutupi dosa (Gal 2:16,21).
3) Kekristenan
juga tidak mengakui pengampunan dosa yang didasarkan pada tindakan / kebaikan
orang lain yang lalu diberlakukan pada seseorang.
Mengapa?
a) Karena
setiap orang harus bertanggung jawab tentang dirinya sendiri.
Ro 14:12 - “Demikianlah setiap
orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri
kepada Allah”.
Yeh 18:20 - “Orang yang berbuat
dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya
dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan
menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung
atasnya”.
b) Tidak
ada orang yang bisa hidup suci (kecuali Yesus) apalagi kelebihan perbuatan baik
sehingga bisa diberikan kepada orang lain (Ro 3:10-12,23).
c) Maz 49:8-9
(NIV - Ps 49:6-7):
“No man can redeem the life of another,
or give to God a ransom for him; the ransom for a life is costly, no payment is
ever enough” (= Tidak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain, atau memberikan
kepada Allah tebusan untuk dia; tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tidak
ada pembayaran yang bisa mencukupi).
Catatan: dalam ayat ini Kitab Suci
Indonesia salah terjemahan.
4) Kekristenan
hanya mengakui pengampunan dosa yang didasarkan pada penebusan Yesus Kristus,
dan yang diterima seseorang melalui imannya kepada Yesus Kristus.
Ibr 9:22b - “tanpa penumpahan darah
tidak ada pengampunan”.
2Kor 5:19a - “Sebab Allah telah mendamaikan dunia dengan diriNya
oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka”.
2Kor 5:21 - “Dia yang tidak mengenal
dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan
oleh Allah”.
Ef 1:7 - “Sebab di dalam Dia dan
oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa”.
Kis 10:43 - “Tentang Dialah
semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat
pengampunan dosa oleh karena namaNya”.
Kis 13:38-39 - “Jadi ketahuilah,
hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu
pengampunan dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh
pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa”.
Karena itu tidak heran bahwa dalam
memberitakan pengampunan dosa, kita harus memberitakannya dalam nama Yesus.
Luk 24:47 - “dalam namaNya berita
tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa,
mulai dari Yerusalem”.
XI) Kebangkitan daging / orang mati.
Saya percaya bahwa pada saat seseorang
mati, kalau ia adalah seorang yang percaya maka ia akan langsung masuk ke
surga, sedangkan kalau ia adalah seorang yang tidak percaya maka ia akan
langsung masuk neraka.
Ini terlihat dari:
·
2Kor 5:1 - “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di
bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi
kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia”.
·
2Kor 5:8 - “... terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.
NIV / NASB: ‘at home with the Lord’
(= di rumah bersama Tuhan).
Lit: ‘to come home to the Lord’
(= pulang ke rumah kepada Tuhan).
·
Fil 1:23 - “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam
bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik”.
·
Luk 16:19-31 - orang kaya itu masih mempunyai 5 saudara yang masih
hidup (Luk 16:28), dan ini menunjukkan bahwa Kristus belum datang
keduakalinya, tetapi toh orang kaya sudah masuk neraka dan Lazarus sudah masuk
surga.
Tetapi yang masuk surga / neraka itu
hanyalah jiwa / rohnya, sedangkan tubuhnya belum. Nanti pada kedatangan Yesus
yang keduakalinya tubuhnya akan dibangkitkan dan dipersatukan kembali dengan
jiwa / rohnya, dan akan masuk surga / neraka dengan tubuhnya. Jadi baik orang
percaya maupun tidak percaya akan mengalami kebangkitan tubuh / daging / orang
mati. Ini terlihat dari Yoh 5:28-29 yang berbunyi: “Janganlah kamu heran
akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan
akan mendengar suaraNya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan
bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan
bangkit untuk dihukum”.
Untuk orang percaya, tubuh yang
dibangkitkan itu sekaligus diubahkan menjadi tubuh kebangkitan / tubuh
kemuliaan (seperti tubuh Kristus setelah bangkit dari antara orang mati - Fil
3:21), yang tidak bisa menderita / mati lagi. Bacalah 1Kor 15:12-23,35-55.
XII) Dan hidup yang kekal.
Kita memang menerima hidup yang kekal
pada saat percaya (Yoh 3:16), tetapi ‘hidup yang kekal’ di sini rupanya
tidak berbicara tentang hidup yang kekal yang kita terima pada saat percaya,
karena bagian ini ditempatkan setelah ‘kebangkitan orang mati’ (pasal 11). Jadi
rupanya yang dimaksud dengan ‘hidup yang kekal’ di sini, adalah hidup
selama-lamanya di surga bagi orang yang percaya kepada Kristus. Tidak ada lagi:
·
Iblis / setan.
Iblis / setan dimasukkan ke neraka
(Wah 20:7-10), dan tidak bisa lagi menggoda / mencobai kita di surga.
Mengingat akan menjengkelkannya Iblis / setan yang selalu menyerang / menggoda
/ mencobai kita di dunia ini dan yang menyebabkan kita sangat menderita, maka
tidak adanya Iblis / setan dalam hidup yang kekal di surga nanti adalah sesuatu
yang sangat menyenangkan / melegakan.
·
dosa.
Di surga tidak akan ada lagi dosa,
karena:
*
Kita sudah disempurnakan.
Ini terlihat dari Ibr 12:23b yang
mengatakan “roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna”.
*
Di surga nanti tidak ada lagi setan yang menggoda kita untuk jatuh ke dalam
dosa.
Orang kristen sejak saat percaya pasti
akan makin lama makin membenci dosa. Tetapi kelemahannya yang membuatnya terus
jatuh ke dalam bermacam-macam dosa sering membuatnya sangat sedih dan menderita
(bdk. Mat 26:75).
J. C. Ryle mengutip
kata-kata John Owen:
“I do not understand
how a man can be a true believer unto whom sin is not the greatest burden,
sorrow and trouble” (= Saya tidak mengerti bagaimana seseorang bisa
adalah seorang percaya yang sejati kalau bagi dia dosa bukanlah beban,
kesedihan dan kesukaran yang terbesar) - ‘Holiness’, hal 38.
Karena itu, kalau dalam hidup yang kekal
di surga nanti tidak ada lagi dosa, ini betul-betul merupakan hal yang sangat
menyenangkan.
·
penderitaan, kesedihan / air mata (Wah 21:4).
Semua orang kristen pasti mempunyai
penderitaan dan salibnya sendiri-sendiri. Mungkin itu problem ekonomi, problem
kesehatan, problem keluarga, problem pekerjaan, problem gereja, kesepian, tidak
dimengerti orang, problem rohani, kematian orang yang dicintai, dsb. Tetapi
dalam hidup kekal di surga semua ini tidak ada lagi.
·
kematian (1Kor 15:42,50-55).
Memang orang kristen yang sejati tidak
akan takut mati, tetapi bagaimanapun kematian orang yang kita cintai tetap akan
menyedihkan kita. Tetapi di surga semua ini tidak ada lagi.
Kalau saudara adalah orang kristen yang
sejati, dan saat ini saudara mengalami banyak penderitaan dalam mengikut
Kristus, ingatlah bahwa kemuliaan / kesenangan yang akan saudara terima pada
saat itu jauh lebih besar dari penderitaan saudara.
Rom 8:18 - “Sebab aku yakin,
bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan
yang akan dinyatakan kepada kita”.
2 Kor 4:17 - “Sebab penderitaan ringan
yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami”.
Kalau saudara bukan orang kristen, maka
ingatlah bahwa segala kebahagiaan di surga itu tidak akan menjadi milik
saudara. Sebaliknya saudara akan disiksa selama-lamanya dalam neraka.
Wah 14:11 - “Maka asap api yang
menyiksa mereka itu naik ke atas sampai
selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu
mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah
menerima tanda namanya”.
Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang
penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang
pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala
dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua”.
Kalau saudara tidak mau masuk neraka,
tetapi ingin mengalami hidup yang kekal di surga, percayalah kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dosa saudara!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar