Iman dan
Pertobatan
A) Beberapa
hal yang penting tentang ‘iman yang menyelamatkan’ (saving faith).
1) Iman
adalah kepercayaan yang didasarkan pada Firman Tuhan / janji Tuhan (Kej
15:6 Ro 10:17).
Jadi, orang yang beriman adalah orang
yang percaya pada apa yang Alkitab katakan tentang Kristus, seperti:
·
Yesus adalah
sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.
·
Yesus mati disalib
untuk menebus dosa manusia.
·
Yesus bangkit dari
antara orang mati.
·
Yesus naik ke surga
dan akan datang kembali sebagai Hakim.
·
Yesus adalah
satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6
Kis 4:12 1Yoh 5:1-12).
Saudara mungkin sudah tahu / mengerti
tentang hal-hal ini, tetapi sudahkah saudara mempercayainya?
2) Iman
yang menyelamatkan (saving faith) mempunyai Yesus Kristus sebagai obyek.
Jadi, orang yang beriman bukan sekedar
percaya apa yang Kitab Suci katakan tentang Kristus, tetapi juga harus percaya kepada
Kristus. Saudara mungkin sudah percaya tentang Kristus, tetapi sudahkan
saudara percaya kepada Kristus?
3) Penekanan
dari iman yang menyelamatkan (saving faith) adalah kepercayaan kepada
Kristus sebagai Juruselamat / Penebus dosa.
Jaman sekarang banyak orang percaya
kepada Yesus hanya sebagai dokter, pelaku mujijat,
penyembuh, pemberi berkat, penolong dalam kesukaran, dsb, tetapi tidak kepada
Yesus sebagai Juruselamat / Penebus. Ini bukan iman yang menyelamatkan!
Perlu saudara ingat bahwa malaikat
menyuruh Yusuf memberi nama ‘Yesus’ kepada anak yang akan dilahirkan Maria,
karena ‘Dialah yang akan menyelamatkan umatNya
dari dosa mereka’
(Mat 1:21). Jadi, Yesus harus ditekankan sebagai Juruselamat / Penebus dosa!
Disamping itu, dalam 1Kor 15:19
Paulus berkata: “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus,
maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia”.
Kalau saudara hanya percaya kepada Yesus
sebagai dokter, pelaku mujijat, penyembuh, pemberi berkat, penolong dalam
kesukaran, dsb, jelas bahwa saudara hanya berharap kepada Kristus untuk hidup
ini saja! Dengan demikian, maka menurut Paulus / Firman Tuhan, saudara adalah
orang yang paling malang dari segala manusia! Memang dalam hidup kita sekarang
ini, kita juga berharap kepada Kristus, tetapi kita terutama harus berharap
kepadaNya untuk hidup yang akan datang. Kalau kita mempercayai Kristus sebagai Juruselamat /
Penebus dosa kita, maka kita yakin bahwa pada waktu kita mati, kita tidak akan
masuk neraka / dihukum (bdk. Ro 8:1), tetapi akan masuk ke surga. Jadi,
‘kepercayaan kepada Kristus sebagai Juruselamat / Penebus dosa’ sangat berhubungan
dengan ‘pengharapan kepada Kristus untuk hidup yang akan datang’.
4) Iman
yang benar harus mencakup:
a) Pikiran.
Ini berarti bahwa:
·
Orangnya harus
mempunyai pengetahuan / pengertian yang benar tentang dasar kekristenan
(Ro 10:13-14,17 Mat 13:23).
Ingat bahwa orangnya tidak harus mengerti tentang doktrin / hal yang sukar,
seperti doktrin Allah Tritunggal dsb, tetapi ia harus mengerti tentang dasar
kekristenan, yaitu Injil. Misalnya:
*
bahwa ia adalah orang
berdosa yang seharusnya masuk neraka.
*
bahwa Yesus adalah
Allah yang menjadi manusia dan lalu mati disalib menebus dosanya.
*
bahwa ia diselamatkan
karena jasa penebusan Kristus yang ia terima melalui iman, bukan karena ia
berbuat baik.
·
Otak orang itu harus
percaya / bisa menerima pada apa yang diketahui / dimengerti. Ini merupakan
persetujuan intelektual / logika.
b) Emosi
/ perasaan.
Tidak cukup hanya mengerti dan percaya
secara intelektual saja. Perasaan juga harus terlibat. Misalnya:
·
adanya perasaan
sedih karena dosa / menyakiti hati Tuhan.
·
merasakan kasih Allah.
·
yakin akan penebusan Kristus.
·
merasa sukacita karena penebusan Kristus,
dsb.
Kontras dengan ini adalah sikap acuh
tak acuh terhadap dosa, Kitab Suci / kebenaran, surga / neraka, dan bahkan
terhadap Tuhan sendiri. Juga keragu-raguan akan penebusan Kristus, dan keragu-raguan
akan keselamatannya sendiri.
c) Kemauan
/ kehendak.
Sekalipun pikiran sudah mengerti dan
percaya, dan perasaan sudah terlibat, tetapi kalau kehendak kita tidak
terlibat, dalam arti kita tidak mau ikut Kristus, kita bukan orang
kristen (bandingkan dengan pemuda kaya dalam Mat 19:21-22).
Dalam Luk 15:17-20, pertobatan anak
bungsu mengandung 3 elemen tersebut di atas.
5) Iman
yang benar juga tidak akan mempunyai serep kepercayaan / agama lain.
Tuhan tidak pernah menyenangi syncretisme
(penggabungan 2 agama atau lebih). Ini terlihat misalnya dalam
1Raja 18:21 Yosua 24:14-15 Kel 20:3-5.
Dalam persoalan keselamatan, kalau
saudara berkata bahwa saudara percaya kepada Kristus, tetapi saudara masih
tetap mempercayai kepercayaan / agama lain, maka itu berarti bahwa iman saudara
kepada Kristus itu sebetulnya tidak ada.
Illustrasi: Kalau saudara membawa ban serep
dalam mobil saudara itu berarti bahwa saudara tidak percaya kepada ban mobil
saudara, dalam arti saudara menganggap ban bisa gembos, sehingga perlu ban
serep. Kalau saudara naik kereta api, tentu tidak akan membawa ban serep,
karena percaya bahwa ban tidak bisa gembos. Demikian juga kalau saudara
betul-betul percaya kepada Kristus tentang keselamatan saudara, maka saudara
akan membuang semua kepercayaan / agama lain. Ini termasuk kebatinan,
kepercayaan kepada Maria, jimat / berhala, dan semua agama lain.
6) Iman
yang sejati / sungguh-sungguh harus diikuti oleh pertobatan dari dosa /
perubahan hidup (Yak 2:17,26).
Mengapa demikian? Karena orang yang
betul-betul percaya kepada Yesus, pasti menerima Roh Kudus (Yoh 7:38-39 Ef 1:13-14), dan Roh Kudus itu akan
menguduskan / menyucikan hidup orang itu (Gal 5:22-23).
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa
dirinya adalah orang percaya, tetapi hidupnya tidak berubah, maka itu
menunjukkan bahwa ia tidak mempunyai Roh Kudus. Dan kalau ia tidak mempunyai
Roh Kudus, itu berarti ia belum percaya.
Sekalipun iman yang sejati pasti diikuti
oleh adanya ketaatan / perbuatan baik / pengudusan, tetapi yang menyebabkan
kita diselamatkan adalah imannya, dan sama sekali bukan perbuatan baiknya.
Illustrasi:
sakit ® obat ® sembuh ® olah raga / bekerja
dosa ® iman ® selamat ® taat / berbuat baik
Apa yang menyebabkan sembuh? Tentu saja
obat, bukan olah raga / bekerja. Olah raga / bekerja hanya merupakan bukti
bahwa orang itu sudah sembuh. Karena itu kalau seseorang berkata bahwa ia sudah
minum obat dan sudah sembuh, tetapi ia tetap tidak bisa berolah raga / bekerja,
maka pasti ada yang salah dengan obatnya.
Demikian juga dengan orang berdosa. Ia
selamat karena iman, bukan karena perbuatan baik. Tetapi kalau seseorang
berkata bahwa ia sudah beriman dan sudah selamat, tetapi dalam hidupnya sama
sekali tidak ada perbuatan baik / ketaatan, maka pasti ada yang salah dengan
imannya.
Juga kalau kita melihat pada garis
waktu, maka akan terlihat dengan jelas bahwa imanlah, dan bukannya perbuatan
baik, yang menyebabkan kita diselamatkan.
|
|
|
|
-----------------------------------------------------------------------------------------
tak ada perbuatan baik ada perbuatan baik
(total depravity)
selamat
Luk 19:9 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Hari ini telah terjadi
keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.”.
B) Hal-hal
yang akan diterima oleh orang-orang yang mempunyai iman yang sejati:
1) Pengampunan
dosa.
Kis 10:43 - “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya,
ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya”.
Semua dosa-dosa pada masa yang lalu
diampuni (termasuk dosa asal), dan di samping itu, tersedia pengampunan untuk
dosa-dosa yang akan datang.
Orang kristen memang tidak mungkin hidup
suci (1Yoh 1:8,10). 1Yoh 3:9 tak berarti bahwa orang kristen tidak bisa
hidup tanpa dosa. Yang dimaksud dalam 1Yoh 3:9 adalah bahwa orang kristen tidak
mungkin hidup dalam dosa terus-menerus. Ini terlihat dari terjemahan versi NIV
di bawah ini.
1Yoh 3:9 (NIV) - “No one who is born of God will continue to sin, because God’s seed
remains in him; he can not go on sinning” (= Tidak seorangpun yang dilahirkan Allah akan terus-menerus berbuat dosa,
karena benih Allah tinggal dalam dia; ia tidak bisa terus berbuat dosa).
Kalau orang kristen jatuh ke dalam dosa,
ia hanya perlu mengaku dosanya kepada Allah dan dosanya akan diampuni
(1Yoh 1:9). Tetapi, ia harus mengakui dengan hati yang betul-betul
menyesal / bertobat (Maz 51:19).
Ia tidak perlu mengundang Kristus masuk
ke dalam hatinya lagi! Sekali Kristus / Roh Kudus masuk ke dalam hatinya /
hidupnya, Ia tidak akan keluar lagi (Yoh 14:16
Ibr 13:5).
2) Pembenaran
/ justification.
Ro 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera
dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus”.
Ro 5:18-19
- “Sebab itu, sama
seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua
orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang
semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu
orang semua orang menjadi orang benar”.
Yang dimaksud dengan ‘satu perbuatan
kebenaran’ atau ‘ketaatan satu orang’ adalah kebenaran / ketaatan Yesus
Kristus.
Dalam dunia hanya ada 2 golongan
manusia:
a) Orang-orang
yang ada ‘di dalam Adam’.
Semua manusia ada ‘di dalam Adam’ sejak lahir.
Dan semua yang ada di dalam Adam ini
dianggap najis / berdosa oleh Allah.
b) Orang-orang
yang ada ‘di dalam Kristus’.
Kalau seseorang yang ada ‘di dalam Adam’
lalu percaya kepada Kristus, maka ia
berpindah kedudukan menjadi ‘di dalam Kristus’. Sekarang, kebenaran
Kristus diberlakukan atas dia, sehingga ia tidak lagi dianggap najis / berdosa
oleh Allah, tetapi dianggap sebagai orang benar.
Calvin: “Hence, in order to partake the miserable inheritance of sin, it is enough
for thee to be man, for it dwells in flesh and blood; but in order to enjoy the
righteousness of Christ it is necessary for thee to be a believer; for a
participation of him is attained only by faith” (= Jadi, untuk mengambil bagian dalam warisan dosa yang menyedihkan, cukup
bagimu untuk menjadi manusia, karena itu tinggal dalam daging dan darah; tetapi
untuk menikmati kebenaran Kristus engkau harus menjadi orang percaya; karena
pengambilan bagian dari Dia didapatkan hanya dengan iman).
Jadi, untuk bisa masuk ke neraka cukup
bagi saudara untuk berdiam diri. Sejak lahir saudara ada di dalam Adam,
sehingga dengan berdiam diri saja, itu sudah cukup untuk membawa saudara ke
dalam neraka. Tetapi kalau saudara ingin masuk surga, saudara harus percaya
kepada Yesus dan menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!
3) Keselamatan
/ hidup yang kekal.
Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya
tidak binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal”.
Kis 16:31 - “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan
seisi rumahmu”.
a) Kita
mendapatkan keselamatan / hidup yang kekal itu pada saat kita percaya,
bukan pada saat kita mati.
Pada saat Zakheus bertobat / percaya
kepada Yesus, maka Luk 19:9 berkata: “Kata Yesus kepadanya:
‘Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak
Abraham’”.
Jadi, bukannya pada saat mati Zakheus
baru diselamatkan, tetapi pada saat ia percaya / bertobat!
b) Keselamatan
itu tidak bisa hilang!
Dalam dunia theologia ada 2 aliran yang
sangat bertentangan dalam persoalan ini. Ajaran Arminianisme percaya bahwa
seseorang bisa murtad dan kehilangan keselamatannya; tetapi ajaran Calvinisme /
Reformed percaya bahwa keselamatan tidak bisa hilang, dan inilah yang benar.
Dasar Kitab Suci bahwa keselamatan tidak
bisa hilang: Yoh 6:39
Yoh 10:27-30 Yoh 11:25-26 Ro
5:8-10 Ro 8:29-30 Ro 8:38-39 1Kor 1:8-9 2Kor 1:21-22 Fil 1:6
1Pet 1:5 1Pet 5:10 Yudas 24.
Beberapa serangan terhadap doktrin ini
dan jawabannya:
·
Bagaimana dengan orang
yang ‘murtad’?
Jawab: Orang yang murtad menunjukkan bahwa ia
tidak pernah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus (1Yoh 2:18-19 2Yoh 9
bdk. Mat 24:24).
·
Bagaimana dengan Mat
7:21-23?
Jawab: Mat 7:21-23 juga menunjuk pada
orang-orang yang belum pernah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus. Karena
itu, dalam ay 23, Kristus berkata: ‘Aku tidak pernah mengenal
kamu’. Disamping itu kalau saudara melihat seluruh kontex, yaitu
Mat 7:15-23 maka saudara bisa melihat dengan jelas bahwa dalam kontex ini
Yesus membicarakan nabi-nabi palsu, dan karena itu jelas menunjuk pada orang,
yang sekalipun mempunyai jabatan tinggi, tetapi adalah orang kristen KTP.
·
Bagaimana dengan
adanya perintah untuk bertekun sampai mati, seperti dalam Wah 2:10?
Jawab: Perintah ini diberikan oleh Allah
kepada kita, karena sekalipun Allah berjanji untuk terus ‘memegang’ kita,
sehingga keselamatan kita tidak mungkin hilang, tetapi pada saat yang sama,
Allah menghendaki kita untuk berusaha. Jaminan bahwa keselamatan tidak bisa
hilang, sama sekali tidak boleh dijadikan alasan untuk hidup seenak kita. Kita
harus berusaha untuk memelihara keselamatan kita seakan-akan keselamatan itu
bisa hilang.
Illustrasi: Bacalah
Kis 27:14-44. Dalam ay 22-25 terlihat adanya jaminan bahwa semua
mereka pasti selamat. Tetapi dalam ay 31,34a Paulus tetap memberikan
hal-hal tertentu yang harus mereka lakukan supaya selamat. Lalu dalam ay 34b ia
lagi-lagi memberikan jaminan selamat. Apakah hal-hal ini bertentangan? Tidak!
Semua ini menunjukkan bahwa adanya jaminan keselamatan dari Allah, tidak
membuang tanggung jawab mereka untuk melakukan hal yang terbaik bagi keselamatan mereka.
Demikian juga kalau Allah menjamin bahwa
keselamatan tidak bisa hilang. Ini tidak membuang tanggung jawab kita untuk
melakukan hal yang terbaik demi keselamatan kita!
4) Pengangkatan
menjadi anak Allah.
Yoh 1:12 - “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”.
Semua manusia lahir sebagai anak setan,
dan hanya kalau kita percaya kepada Yesus Kristus, kita bisa menjadi anak-anak
Allah. Banyak orang tidak bisa menerima ajaran ini, tetapi perlu diperhatikan
bahwa Kitab Suci mengajarkan bahwa:
a) Manusia
hanya dibagi menjadi 2 golongan, yaitu anak Allah atau anak setan (1Yoh
3:10 Yoh 8:42-44).
b) Hanya
orang yang percaya kepada Yesuslah yang dijadikan anak Allah (Yoh 1:12).
Bagaimana kalau setelah kita percaya
kepada Yesus dan menjadi anak Allah kita lalu berbuat dosa lagi? Apakah ini
menyebabkan kita kembali menjadi anak setan? Tidak. Sekali kita menjadi anak
Allah, kita tidak bisa kembali menjadi anak setan. Kalau kita berbuat dosa,
persekutuan kita dengan Allah menjadi renggang, tetapi kita hanya perlu
menyesali dosa itu, mengakuinya dan bertobat daripadanya, maka persekutuan
dengan Allah akan dipulihkan kembali.
5) Damai
sejahtera (Yoh 14:27 Gal 5:22).
Waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa,
mereka kehilangan damai. Mereka menjadi takut terhadap Allah (Kej 3:7-10).
Sebagai keturunan Adam dan Hawa, kita lahir dalam dosa / dalam keadaan tanpa
hubungan dengan Allah, sehingga kita tidak mempunyai damai. Tetapi, kalau kita
percaya kepada Kristus, maka kita bisa diperdamaikan dengan Allah, sehingga
kita kembali memiliki damai seperti Adam dan Hawa sebelum mereka jatuh dalam
dosa.
6) Roh
Kudus (Kis 2:38 Yoh 7:38-39 Ef 1:13).
Kita menerima
Roh Kudus pada saat kita percaya. Ini terlihat dari Ef 1:13 yang
berbunyi: “Di dalam Dia
kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil
keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikanNya itu”.
Orang yang menerima Roh Kudus tidak
harus berbahasa lidah / roh! Bahwa tidak setiap orang kristen harus berbahasa
roh / lidah terlihat dari 1Kor 12:7-11,28-30.
Tanda dari orang yang memiliki Roh
Kudus, bukanlah bahasa roh / lidah, tetapi buah roh (Gal 5:22-23). Dengan kata
lain tanda dari orang yang memiliki Roh Kudus adalah hidup yang dikuduskan /
diubahkan ke arah yang positif, menjadi lebih sesuai dengan Firman Tuhan.
7) Kemerdekaan
dari perhambaan dosa (Yoh 8:34-36).
Sebelum kita percaya kepada Kristus,
kita hanya bisa berbuat dosa. Ini terlihat bukan hanya dari istilah ‘hamba
dosa’ dalam Yoh 8:34-36, tetapi juga dari ayat-ayat seperti Kej 6:5 Kej 8:21
Roma 6:20 Roma 8:7-8 Titus 1:15.
Tetapi setelah percaya kepada Kristus,
kita dimerdekakan dari perhambaan dosa itu (Yoh 8:36 Roma 8:2). Ini tidak berarti bahwa
kita lalu tidak lagi berbuat dosa, tetapi ini berarti bahwa kita mulai bisa
berbuat baik. Disamping itu, sekalipun kita masih berbuat dosa atau jatuh ke
dalam dosa, kita tidak lagi mencintai dosa, tetapi sebaliknya membenci dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar