Doa
Ada beberapa kemungkinan tentang sikap Tuhan terhadap doa
manusia.
1) Tuhan
tidak mendengar / tidak menggubris doa itu.
Hal itu bisa terjadi,
karena:
a) Orang yang berdoa itu bukan anak Allah /
belum percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh.
Dasarnya:
·
Yoh 14:6 dan 1Tim 2:5.
Yoh 14:6 - “Kata
Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.
1Tim 2:5 - “Karena
Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan
manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.
Kedua ayat ini
menunjukkan bahwa hanya melalui Yesus kita dapat datang kepada Bapa. Orang yang
belum percaya kepada Yesus, dosa-dosanya belum beres, dan dosa-dosanya itu
memisahkan dia dengan Allah yang maha suci.
Yes 59:1-2 - “(1)
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan
pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan
pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia
menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala
dosamu”.
·
Yoh 16:23-24 - “(23) Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan
apa-apa kepadaKu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu
minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu. (24) Sampai
sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam namaKu. Mintalah maka kamu
akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu”.
Ayat ini menunjukkan
bahwa doa harus dinaikkan ‘dalam nama Yesus’.
Jangan berpikir bahwa
ini berarti bahwa kita harus sekedar mengucapkan kata-kata ‘dalam nama
Yesus’ pada akhir doa itu. Sama sekali tidak. Mengapa? Karena dalam Kitab
Suci tidak pernah ada doa yang diakhiri dengan kata-kata ‘dalam nama
Yesus’. Bahkan pada waktu Yesus mengajarkan doa Bapa Kami, Ia tidak
menggunakan kata-kata ‘dalam nama Yesus’ pada akhir dari doa itu. Kalau
demikian apa arti Yoh 16:23-24 itu? Artinya adalah: pada waktu kita
berdoa, dalam diri kita harus ada suatu pengertian dan kesadaran bahwa hanya
karena jasa penebusan Yesuslah maka kita bisa / boleh menghadap Allah. Tanpa
pengertian dan kesadaran itu doa kita tidak didengar Allah.
Bdk. Ibr 10:19-22
- “(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh
keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka
jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri,
(21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. (22)
Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan
keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati
nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni”.
Dalam persoalan ini
ada satu hal yang perlu diwaspadai: Kalau pada suatu waktu kita memegangi dosa
tertentu secara sengaja / sadar, maka mungkin sekali kita takut berdoa, karena
kita tahu Allah tidak akan mendengarkan doa kita. Ini adalah sesuatu yang
wajar. Tetapi sebaliknya, kalau kita hidup saleh, dan kita lalu berdoa dengan
keyakinan bahwa doa kita pasti didengar karena kita sudah hidup saleh,
maka itu salah! Bagaimanapun salehnya kita hidup, kita masih penuh dengan dosa,
dan karena itu setiap saat kita harus sadar bahwa kita hanya bisa diterima oleh
Allah karena jasa penebusan Kristus!
Penerapan:
¨
Kalau saudara bukanlah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus,
dan saudara merasa heran mengapa doa saudara selama ini tidak dikabulkan oleh
Tuhan, maka pertama-tama datanglah dan percayalah kepada Yesus!
¨
Kalau saudara adalah orang kristen dan suatu hari saudara memberikan counseling kepada orang yang belum
percaya yang sedang mengalami kesukaran, janganlah saudara menyuruh dia berdoa.
Injili dia lebih dulu dan desak dia untuk percaya kepada Yesus, baru suruh dia
berdoa untuk problemnya. Beri orang itu pengertian bahwa hanya melalui Yesus
orang bisa datang kepada Bapa.
Catatan: Kadang-kadang Tuhan
bisa mengabulkan doa orang yang belum percaya, dengan tujuan mempertobatkan
orang itu.
b) Ada dosa yang belum diakui / ditinggalkan
atau bahkan dipegangi dengan sikap tegar tengkuk.
Yes 59:1-2 - “(1)
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan
pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan
pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia
menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala
dosamu”.
Contoh dosa yang bisa
menghalangi doa:
·
tidak perduli pada teguran / nasehat Firman Tuhan.
Amsal 1:24-31 - “(24)
Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang
menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan
nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan
menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke
atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka
melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang
menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak
akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku.
(29) Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut
akan TUHAN, (30) tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku,
(31) maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh
rencana mereka”.
Zakh 7:8-13 - “(8)
Firman TUHAN datang kepada Zakharia, bunyinya: (9) ‘Beginilah firman TUHAN
semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan
kasih sayang kepada masing-masing! (10) Janganlah menindas janda dan anak
yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam
hatimu terhadap masing-masing.’ (11) Tetapi mereka tidak mau menghiraukan,
dilintangkannya bahunya untuk melawan dan ditulikannya telinganya supaya jangan
mendengar. (12) Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya
jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam
melalui rohNya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang
murka yang hebat dari pada TUHAN. (13) ‘Seperti mereka tidak mendengarkan
pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka
memanggil, firman TUHAN semesta alam”.
·
ada niat jahat dalam hati.
Maz 66:18 - “Seandainya
ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar”.
·
ada kesombongan, khususnya kesombongan rohani.
Luk 18:9-14 - “(9)
Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah
semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: (10) ‘Ada dua orang pergi
ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut
cukai. (11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah,
aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain,
bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti
pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan
sepersepuluh dari segala penghasilanku. (13) Tetapi pemungut cukai itu berdiri
jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul
diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (14) Aku berkata
kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan
orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan
dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.’”.
·
tidak mau menolong orang yang membutuhkan pertolongan.
Amsal 21:13 - “Siapa
menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau
ia sendiri berseru-seru”.
·
ada berhala.
Yer 11:10-11 - “(10)
Mereka sudah jatuh kembali kepada kesalahan nenek moyang mereka yang dahulu
telah menolak mendengarkan firmanKu. Mereka mengikuti allah lain dan
beribadah kepadanya. Kaum Israel dan kaum Yehuda telah mengingkari
perjanjianKu yang telah Kuikat dengan nenek moyang mereka. (11) Sebab itu
beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mendatangkan ke atas mereka
malapetaka yang tidak dapat mereka hindari, dan apabila mereka berseru-seru
kepadaKu, maka Aku tidak akan mendengarkan mereka”.
2) Tuhan
mendengar doa itu, tetapi tidak mengabulkannya.
Ini berbeda dengan
yang no 1 di atas. Yang no 1 di atas doanya tidak digubris; sedangkan
yang no 2 ini doanya didengar, tetapi tidak dikabulkan.
Illustrasi: Kalau anak tetangga
minta sesuatu kepada saudara, saudara tidak menggubrisnya, karena anak itu
bukan anak saudara. Tetapi kalau anak saudara minta sesuatu yang kurang baik
kepada saudara, saudara mendengarnya tetapi tidak mengabulkannya.
Hal ini bisa terjadi
karena:
a) Apa yang kita minta itu tidak baik dalam
pandangan Tuhan.
Mat 7:11 - “Jadi
jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang
meminta kepadaNya.’”.
Jangan pernah berpikir
bahwa asal saudara beriman dan tekun, doa saudara pasti akan dikabulkan.
Pandangan ini sangat populer pada jaman ini tetapi salah! Juga jangan hanya
menyoroti Mat 7:7 yang berbunyi: “‘Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”,
dan menganggap bahwa Tuhan pasti mengabulkan permintaan apapun. Mat 7:7
ini harus ditafsirkan dengan memperhatikan Mat 7:11, dan Mat 7:11nya
dengan jelas menunjukkan bahwa Tuhan hanya mengabulkan doa kita kalau
permintaan kita itu baik, dan yang dimaksud dengan ‘baik’ tentu ‘baik
dalam pandangan Tuhan’.
Illustrasi: seorang bapa yang
bijaksana pasti menyensor permintaan anaknya. Hanya bapa yang bodoh yang
memberi apapun yang diminta anaknya, dan sikap seperti itu pasti akan
mencelakakan anaknya. Misalnya anak usia 8 tahun minta sepeda motor.
Dan ingat bahwa Tuhan
mempunyai pemikiran yang jauh lebih tinggi / sangat berbeda dengan kita
Yes 55:8-9 - “(8)
Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu,
demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu”.
Karena itu, bisa saja
apa yang ‘baik’ dalam pandangan kita adalah ‘tidak baik’ dalam
pandangan Tuhan, dan Ia tidak memberikannya kepada kita.
Bdk. 2Kor 12:7-10
- “(7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan
yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu
seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
(8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan
Iblis itu mundur dari padaku. (9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih
karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna.’
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus
turun menaungi aku. (10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di
dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh
karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Ayat ini menunjukkan
bahwa doa Pauluspun ditolak oleh Tuhan karena dianggap tidak baik.
b) Doa itu tidak sesuai dengan kehendak /
rencana Tuhan.
Sebelum permulaan
segala jaman, Tuhan sudah membuat / menetapkan suatu rencana, yang pasti akan
dilaksanakanNya. Kalau kita berdoa tak sesuai dengan rencanaNya itu, Ia tidak
akan mengabulkan doa kita.
1Yoh 5:14 - “Dan
inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita,
jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.
Bdk. Mat 20:20-23
- “(20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada
Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya. (21) Kata
Yesus: ‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya: ‘Berilah perintah, supaya kedua
anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah
kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu.’ (22) Tetapi Yesus menjawab,
kataNya: ‘Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan,
yang harus Kuminum?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Kami dapat.’ (23) Yesus berkata
kepada mereka: ‘CawanKu memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah
kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan
diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya.’”.
Bahkan doa Yesus yang
tidak sesuai kehendak / rencana Allah tidak dikabulkan.
Mat 26:39 - “Maka
Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang
Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’”.
Karena itulah maka
dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajar kita untuk berdoa ‘Jadilah kehendakMu’
(Mat 6:10a).
c) Doa itu hanya untuk memuaskan nafsu kita.
Yak 4:3 - “Atau
kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu”.
Dan kalau Tuhan
menolak mengabulkan permintaan kita, kadang-kadang Dia memberikan kita sesuatu
yang lain sebagai gantinya, yang tidak pernah kita inginkan, tetapi yang
sebetulnya membawa kebaikan bagi kita.
‘Streams in the Desert’, vol 2,
Jan 7: “The Lord’s answers to prayers are
infinitely perfect, and they will show that often when we were asking for a
stone that looked like bread, He was giving us bread that to our
shortsightedness looked like stone”
(= Jawaban-jawaban Tuhan terhadap doa-doa adalah sempurna secara tak terbatas,
dan mereka menunjukkan bahwa seringkali pada saat kita meminta untuk suatu batu
yang kelihatannya seperti roti, Ia memberikan kepada kita roti yang bagi
penglihatan kita yang cupet terlihat seperti batu).
3) Tuhan mendengar doa itu, tetapi menunda pengabulannya.
Ini bisa terjadi
karena:
a) Waktu Tuhan belum tiba, atau, karena Tuhan
punya rencana dengan penundaan itu.
Contoh:
·
Yusuf dalam Kej 40:1-41:45.
Sekalipun tidak
dikatakan bahwa Yusuf berdoa supaya Tuhan membebaskannya dari penjara itu,
tetapi jelas bahwa sebagai seseorang yang rohani, ia pasti berdoa. Tetapi
ternyata pembebasannya tertunda sampai 2 tahun. Tetapi dari penundaan itu
muncul hal yang luar biasa, yaitu Yusuf menafsirkan mimpi Firaun sehingga
akhirnya ia menjadi orang kedua di seluruh Mesir, yang menolong dan
menyelamatkan bangsa Israel dalam bahaya kelaparan selama 7 tahun.
·
Maria dan Marta dalam Yoh 11:3-6.
Yoh 11:3-6 - “(3)
Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar
kepada Yesus: ‘Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.’ (4) Ketika Yesus
mendengar kabar itu, Ia berkata: ‘Penyakit itu tidak akan membawa kematian,
tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan
dimuliakan.’ (5) Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. (6)
Namun setelah didengarNya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari
lagi di tempat, di mana Ia berada”.
Seandainya Tuhan Yesus
langsung datang dan mengabulkan doa mereka, maka hanya akan terjadi penyembuhan
orang sakit. Tetapi dengan Dia menunda 2 hari, baru datang, maka terjadi
pembangkitan seseorang dari antara orang mati! Ini tentu lebih memuliakan nama
Tuhan dari pada sekedar penyembuhan orang sakit. Tetapi tentu saja kita tak
bisa berharap bahwa Ia akan selalu mau membangkitkan orang yang sudah mati
(bdk. Ibr 9:27).
b) Tuhan mau menguji ketekunan kita.
Luk 18:1-8 - “(1)
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka
harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (2) KataNya: ‘Dalam sebuah kota ada
seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. (3)
Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan
berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. (4) Beberapa waktu lamanya hakim itu
menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut
akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, (5) namun karena janda ini
menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia
datang dan akhirnya menyerang aku.’ (6) Kata Tuhan: ‘Camkanlah apa yang
dikatakan hakim yang lalim itu! (7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang
pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur
waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera
membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia
mendapati iman di bumi?’”.
c) Adanya ‘sabotase’ dari setan.
Daniel 10:12-14 -
“(12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan
perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan
untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena
perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu
hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari
pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di
sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. (14) Lalu aku datang untuk
membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang
terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu.’”.
Memang ada perdebatan
dalam persoalan ini, tetapi saya berpendapat bahwa ‘pemimpin kerajaan orang
Persia’ ini menunjuk kepada setan.
Tentu saja setan hanya
bisa menyabotase doa kita / menunda pengabulan doa kita, kalau Tuhan
mengijinkan hal itu.
4) Tuhan
mendengar doa itu dan langsung mengabulkannya.
Contoh:
1Raja 18:36-38 - “(36) Kemudian pada waktu mempersembahkan korban
petang, tampillah nabi Elia dan berkata: ‘Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan
Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di
tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hambaMu dan bahwa atas firmanMulah aku
melakukan segala perkara ini. (37) Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya
bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang
membuat hati mereka tobat kembali.’ (38) Lalu turunlah api TUHAN menyambar
habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit
itu habis dijilatnya”.
‘Streams in the
Desert’, vol 3, Sept 5: “Prayer is one of the most sacred and
precious privileges vouchsafed to mortals. The following is a scene from the
life of that mighty Elijah in prayer, Chas. G. Finney. The summer of 1853 was
unusually hot and dry; pastures were scorched. There seemed likely to be a
total crop failure. At the church in Oberlin the great congregation had
gathered as usual. Though the sky was clear the burden of Finney’s prayer was
for the rain. ‘We do not presume, O Lord, to dictate to Thee what is best for
us; yet Thou didst invite us to come to Thee as children to an earthly father
and tell Thee all our wants. We want rain. Our pastures are dry. The earth is
gaping open for rain. The cows are wandering about and lowing in search of
water. Even the squirrels are suffering from thirst. Unless Thou givest us rain
our cattle will die, and our harvest will come to naught. O, Lord, send us
rain, and send it now! This is an easy thing for Thee to do. Send it now, Lord,
for Christ’s sake.’ In a few minutes he had to cease preaching; his voice could
not be heard because of the roar and rattle of the rain!” (= Doa adalah
salah satu dari hak-hak yang paling kudus dan berharga yang dianugerahkan
kepada manusia. Yang berikut ini adalah suatu adegan dari kehidupan ‘Elia yang
perkasa dalam doa’, Chas G. Finney. Musim panas tahun 1853 sangat panas dan
kering; padang rumput hangus. Kelihatannya di sana sangat mungkin terjadi
kegagalan panen total. Di gereja di Oberlin jemaat yang besar telah berkumpul
seperti biasa. Sekalipun langit cerah, beban dari doa Finney adalah untuk
hujan. ‘Kami tidak bertindak dengan sombong / lancang, Ya Tuhan, untuk
mendikteMu apa yang terbaik bagi kami; tetapi Engkau memang mengundang kami
untuk datang kepadaMu seperti anak-anak kepada seorang bapa duniawi dan
memberitahu Engkau semua kebutuhan kami. Kami membutuhkan hujan. Padang rumput
kami kering. Bumi menganga mengharapkan hujan. Sapi-sapi mengembara dan
melenguh untuk mencari air. Bahkan tupai-tupai menderita karena kehausan.
Kecuali Engkau memberi kami hujan ternak kami akan mati, dan panen kami akan
musnah. Ya, Tuhan, kirimkan kami hujan, dan kirimkan itu sekarang! Ini
merupakan hal yang mudah untuk Engkau lakukan. Kirimkan itu sekarang, Tuhan,
demi nama Kristus’. Dalam beberapa menit ia harus berhenti berkhotbah; suaranya
tidak bisa didengar karena deru / gemuruh dan bunyi dari hujan!).
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan
tentang pengabulan doa.
a) Doa setiap orang kristen bisa dikabulkan.
Ada banyak orang kristen yang senang
didoakan oleh hamba Tuhan, karena mereka mempunyai pemikiran bahwa doa pendeta
itu lebih manjur, lebih didengar dan dikabulkan oleh Tuhan. Ini adalah
pemikiran yang salah! Setiap orang kristen yang sejati doanya bisa didengar dan
dikabulkan oleh Tuhan. Karena itu, sekalipun orang kristen boleh saja meminta
pendeta untuk mendoakannya, tetapi orang kristen tidak boleh bergantung pada
doa pendeta. Ia juga harus berdoa sendiri.
b) Bukan hanya Tuhan yang bisa mengabulkan doa; setan
juga bisa.
Setan bisa mengabulkan
doa seseorang yang dinaikkan dengan cara yang salah, dengan tujuan supaya orang
itu terus berdoa dengan cara yang salah.
Ingat! Apakah Tuhan menjawab doa kita
dengan ‘tidak’, tunggu’, atau ‘ya’, semuanya adalah untuk kebaikan kita.
Ro 8:28 - “Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar